KOMPAS.com - Virus seperti SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19, bermutasi setiap saat.
Virus corona baru mengembangkan mutasi yang signifikan di awal pandemi, diyakini telah meningkatkan infektivitasnya.
Peneliti harus mengikuti mutasi ini dengan cermat karena berbagai alasan.
Pertama, mutasi penting untuk penelitian vaksin, karena obat harus disesuaikan dengan jenis baru seperti yang terjadi pada flu.
Kedua, pengurutan genetik dapat membuktikan infeksi ulang virus corona dan kekebalan Covid-19. Hal ini masih membutuhkan lebih banyak data di dunia.
Terakhir, mengetahui dengan tepat bagaimana virus berevolusi dan bermutasi berguna untuk menyusun protokol baru dalam rangka mencegah dan menangani infeksi.
Baca juga: Usai Vaksin Covid-19, Inilah Efek Samping yang Dirasakan Warga AS
Dua negara mengumumkan dua varian baru virus corona pada minggu-minggu terakhir di tahun 2020, yakni B.1.1.7 dari Inggris dan 501.V2 dari Afrika Selatan.
Keduanya lebih menular daripada nenek moyang mereka, kata laporan awal.
Namun, para ahli Inggris percaya strain Afrika Selatan mungkin lebih berbahaya daripada B.1.1.7.
Ahli menyebut varian 501.V2 Afrika Selatan bisa mengembangkan perubahan yang memungkinkannya menghindari atau kebal vaksin.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan