KOMPAS.com - Kematian tenaga medis dan kesehatan di Indonesia tercatat paling tinggi di Asia, dan 5 besar di seluruh dunia.
Bahkan, sepanjang bulan Desember 2020 mencatat 52 tenaga medis dokter meninggal dunia akibat terinfeksi virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.
Apa penyebabnya?
Disampaikan oleh Dr Adib Khumaidi SpOT dari Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), bahwa kenaikan jumlah kematian tenaga medis dan tenaga kesehatan ini merupakan salah satu dampak dari akumulasi peningkatan aktivitas dan mobilitas yang terjadi belakangan ini.
Di antaranya seperti berlibur, pemilihan kepala daerah (pilkada) dan aktivitas berkumpul bersama teman dan keluarga yang tidak serumah.
Baca juga: Kematian Akibat Covid-19, Data Terbaru IDI Ungkap 228 Tenaga Kesehatan Meninggal Dunia
Vaksin dan protokol kesehatan
Adib berkata, meski pemerintah sudah menyiapkan vaksin yang akan diberikan secara gratis kepada masyarakat Indonesia secara bertahap, bukan berarti vaksin tersebut dapat menjadi obat Covid-19.
"Vaksin dan vaksinasi adalah upaya yang bersifat preventif dan bukan kuratif."
"Meski sudah ada vaksin dan sudah melakukan vaksinasi, kami mengimbau agar masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan dengan ketat, karena risiko penularan saat ini berada pada titik tertinggi di mana rasio positif Covid-19 pada angka 29,4 persen," kata Adib dalam keterangan tertulisnya Minggu (3/1/2021).
Menurut Adib, situasi ini bisa menjadi semakin tidak terkendali jika masyarakat tidak membantu, dengan meningkatkan kepatuhan terhadap Protokol Kesehatan 3M yakni memakai masker, mencuci tangan rutin pakai sabun, dan menjaga jarak aman minimal 1,5 meter.
Selain itu, tim mitigasi PB IDI juga mengingatkan kepada pemerintah dan pengelola fasilitas kesehatan, agar memerhatikan ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi para tenaga medis dan kesehatan, serta juga memberikan tes rutin untuk mengetahui status kondisi kesehatan terkini para pekerja medis dan kesehatan.
Perlindungan bagi tenaga medis dan kesehatan ini adalah mutlak diperlukan, karena dalam situasi di mana masih banyak masyarakat yang abai protokol kesehatan dan harus berada di garda terdepan dalam penanganan pandemi ini.
"Namun kami (para tenaga medis dan kesehatan) kini bukan hanya menjadi garda terdepan, tapi juga benteng terakhir," ucap dia.
Baca juga: Ketua IDI Ingatkan Protokol Bagi Tenaga Kesehatan di Tengah Corona
Data petugas medis dan kesehatan meninggal dunia
Berdasarkan data yang dirangkum oleh Tim Mitigasi IDI dari Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Persatuan Ahli Teknologi Laboratorium Medik Indonesia (PATELKI), Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) dari Maret hingga akhir Desember 2020 terdapat total 504 petugas medis dan kesehatan yang wafat akibat terinfeksi Covid-19.
Jumlah 504 petugas medis dan kesehatan yang wafat tersebut terdiri dari 237 dokter dan 15 dokter gigi, 171 perawat, 64 bidan, 7 apoteker, 10 tenaga laboratorium medik.
Baca juga: Studi FKUI Ungkap Risiko Burnout Tenaga Kesehatan yang Tangani Covid-19
Para dokter yang wafat tersebut terdiri dari 131 dokter umum (4 guru besar), 101 dokter spesialis (9 guru besar), serta 5 residen, yang keseluruhannya berasal dari 25 IDI Wilayah (provinsi) dan 102 IDI Cabang Kota/Kabupaten.
Berdasarkan data provinsi:
Jawa Timur; 46 dokter, 2 dokter gigi, 52 perawat, 1 tenaga laboratorium medik
DKI Jakarta; 37 dokter, 5 dokter gigi, 24 perawat, 1 apoteker, 1 tenaga laboratorium (lab) medik
Jawa Tengah: 31 dokter, 24 perawat, 3 tenaga lab medik
Sumatra Utara: 24 dokter dan 3 perawat
Jawa Barat: 24 dokter, 4 dokter gigi, 23 perawat, 4 apoteker, 1 tenaga lab medik
Sulawesi Selatan: 11 dokter dan 6 perawat
Banten: 8 dokter dan 2 perawat
Bali: 6 dokter, 1 tenaga lab medik
DI Aceh: 6 dokter, 2 perawat, 1 tenaga lab medik
Kalimantan Timur: 6 dokter dan 4 perawat
DI Yogyakarta: 6 dokter dan 2 perawat
Riau: 5 dokter, 2 perawat
Kalimantan Selatan: 4 dokter, 1 dokter gigi, dan 6 perawat
Sumatra Selatan: 4 dokter dan 5 perawat
Sulawesi Utara: 4 dokter, 1 perawat
Kepulauan Riau: 3 dokter dan 2 perawat
Nusa Tenggara Barat: 2 dokter, 1 perawat, 1 tenaga laboratorium medik
Bengkulu: 2 dokter
Sumatra Barat: 1 dokter, 1 dokter gigi, dan 2 perawat
Kalimantan Tengah: 1 dokter, 2 perawat, 1 apoteker
Lampung: 1 dokter dan 2 perawat
Maluku Utara: 1 dokter dan 1 perawat
Sulawesi Tenggara: 1 dokter, 2 dokter gigi, 1 perawat
Sulawesi Tengah: 1 dokter
Papua Barat: 1 dokter
Papua: 2 perawat
Nusa Tenggara Timur: 1 perawat
Kalimantan Barat: 1 perawat, 1 tenaga laboratorium medik
Jambi: 1 apoteker
DPLN (Daerah Penugasan Luar Negeri)
Kuwait: 2 perawat
1 dokter masih dalam konfirmasi verifikasi.
Baca juga: Temui Airlangga Hartarto, IDI Keluhkan Kematian Tenaga Kesehatan karena Covid-19
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.