Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/09/2020, 09:40 WIB
Dinda Zavira Oktavia ,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah studi baru menemukan bahwa dokter yang menangani pasien Covid-19, baik dokter umum maupun spesialis, berisiko dua kali lebih besar mengalami keletihan emosi dan kehilangan empati dibandingkan mereka yang tidak menangani pasien COVID-19.

Hasil ini ditemukan setelah Program Studi Magister Kedokteran Kerja – Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia melakukan studi potong lintang mengenai keletihan mental pada tenaga medis.

Caranya dengan menyebarkan survei online kepada para tenaga kesehatan untuk diisi secara sukarela. Tim peneliti lantas mengamati data-data populasi atau sampel yang telah dikumpulkan.

Waktu penelitian dimulai dari bulan Februari hingga Agustus 2020, berdasarkan data yang dikumpulkan pada bulan Juni hingga Agustus 2020 dengan total responden 1.461 responden dari seluruh propinsi di Indonesia.

Baca juga: Apa Beda Stres dan Depresi? Ini Kata Ahli

Tim peneliti menemukan bahwa burnout atau keletihan mental dalam berbagai tingkat, yakni rendah, sedang dan berat, sedang terjadi di kalangan tenaga kesehatan Indonesia selama pandemi Covid-19.

Mayoritas tenaga kesehatan di Indonesia masuk dalam kategori sedang (82%) dan satu persen mengalami burnout tingkat berat.

Lebih detail, meski tim peneliti tidak bisa menyebutkan adanya hubungan antara karakteristik individu dengan keletihan mental secara keseluruhan, dokter yang sudah menikah ditemukan lebih berisiko mengalami dua gejala keletihan mental, yakni keletihan emosi dan kehilangan rasa percaya diri.

Kemudian, meski tidak ada hubungan antara lingkungan kerja dengan keletihan mental secara keseluruhan, dokter umum juga didapati lebih berisiko mengalami tiga gejala, yakni keletihan emosi, kehilangan empati dan kehilangan rasa percaya diri.

Sementara itu, tenaga kerja yang menangani Covid-19 lebih berisiko mengalami keletihan emosi sebanyak 1,6 kali lipat dan kehilangan empati 1,5 kali lipat.

Padahal, burnout merupakan sindrom psikologis akibat respons kronik tehadap suatu konflik. Gejala burnout adalah emotional exhaustion (keletihan emosi), depersonalization (kehilangan empati), dan reduced personal accomplishment (berkurangnya rasa percaya diri).

Keletihan mental disebabkan oleh beban sistem layanan kesehatan yang besar selama pandemi Covid-19, sehingga menimbulkan stres pada tenaga kesehatan.

Data yang ada mencatat bahwa sudah ada 100 dokter, 55 perawat. 8 dokter gigi dan 15 bidan yang wafat karena Covid-19.

Burnout juga bisa menyebabkan gangguan mental, sehingga sangat penting untuk mengetahui kondisi mental para tenaga kesehatan pada masa pandemi.

Ketua Tim Penelitian dari Program Studi MKK FKUI Dr. dr.Dewi S Soemarko, MS, SpOK dalam pemaparan Penelitian Burnout di Kalangan Tenaga Kesehatan Indonesia di Masa Pandemi Covid-19, Jumat (4/9/2020) berkata bahwa temuan mayoritas tenaga kesehatan Indonesia dalam tingkat burnout sedang bukan berarti kita bisa bersantai.

Baca juga: Kesepian Tak Cuma Memicu Depresi, tapi Juga Bikin Cepat Pikun

Temuan ini justru menjadi peringatan untuk meningkatkan kewaspadaan dan pencegahan dini, karena tingkat burnout bisa naik menjadi berat.

"Sehingga pemerintah perlu memberikan dukungan psikologis untuk tenaga kesehatan, yaitu, memberikan fasilitas layanan konseling pada tenaga kerja yang membutuhkan." tutur Dewi.

Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mengatakan bahwa ahli medis bagaikan "aset" saat seperti ini.

"Ahli medis bisa dikatakan sebagai aset dikarenakan 1 dokter bisa lulus sekitar 6 tahun, kabar baiknya adalah di Indonesia tahun ini lulus 6000 dokter yang diharapkan bisa membantu tenaga medis yang lain." tutur Ari.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Mengapa Lidah Jerapah Berwarna Biru?

Mengapa Lidah Jerapah Berwarna Biru?

Oh Begitu
Fakta-fakta Stasiun Luar Angkasa Internasional, 'Rumah' Para Astronaut

Fakta-fakta Stasiun Luar Angkasa Internasional, "Rumah" Para Astronaut

Oh Begitu
10 Makanan Tinggi Vitamin A yang Baik untuk Mata

10 Makanan Tinggi Vitamin A yang Baik untuk Mata

Oh Begitu
Mengapa Buah dan Sayur Berwarna Ungu Sangat Sehat?

Mengapa Buah dan Sayur Berwarna Ungu Sangat Sehat?

Oh Begitu
Berapa Lama Bintang Hidup?

Berapa Lama Bintang Hidup?

Oh Begitu
Manfaat Bit untuk Kesehatan yang Sayang Dilewatkan

Manfaat Bit untuk Kesehatan yang Sayang Dilewatkan

Kita
Virus Baru Ditemukan di Tempat Terdalam di Dunia

Virus Baru Ditemukan di Tempat Terdalam di Dunia

Oh Begitu
Bagaimana Cara Membuat Margarin Bebas Lemak Trans?

Bagaimana Cara Membuat Margarin Bebas Lemak Trans?

Oh Begitu
Bagaimana Warna-warni Muncul di Sayap Kupu-Kupu?

Bagaimana Warna-warni Muncul di Sayap Kupu-Kupu?

Oh Begitu
Usia Berapa Seseorang Merasa Paling Bahagia ?

Usia Berapa Seseorang Merasa Paling Bahagia ?

Kita
Apa Manfaat Pandan untuk Kesehatan?

Apa Manfaat Pandan untuk Kesehatan?

Oh Begitu
Berapa Usia Bintang Tertua di Alam Semesta?

Berapa Usia Bintang Tertua di Alam Semesta?

Oh Begitu
7 Tips Meningkatkan Kekebalan Tubuh Agar Tidak Mudah Sakit

7 Tips Meningkatkan Kekebalan Tubuh Agar Tidak Mudah Sakit

Oh Begitu
Apa Perbedaan Sinar UVA, UVB, dan UVC?

Apa Perbedaan Sinar UVA, UVB, dan UVC?

Oh Begitu
Apa Penyebab Sakit Leher di Pagi Hari?

Apa Penyebab Sakit Leher di Pagi Hari?

Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com