KOMPAS.com - Selama pandemi Covid-19 berlangsung, banyak orang memiliki hobi baru, salah satunya mengurus tanaman di rumah.
Dari banyaknya tanaman hias yang laris di pasaran selama pandemi ini, tanaman janda bolong dengan warna dan bentuk daun yang menarik menjadi primadona masyarakat Indonesia.
Menurut peneliti Botani dari Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Ina Erlinawati megatakan, tanaman hias janda bolong merupakan anggota suku Araceae atau talas-talasan dari marga Monstera.
Baca juga: Sering Dipetik, Tanaman Kembangkan Kemampuan Berkamuflase
Berikut 6 fakta tanaman hias janda bolong yang perlu Anda ketahui:
Untuk diketahui, tanaman hias yang satu ini ternyata bukanlah tanaman asli tanah air. Melainkan, asalnya tumbuhan ini diketahui adalah Amerika Selatan dan Amerika Tengah.
Ina menyebutkan, penyebaran tanaman ini sendiri meliputi Belize, Bolivia, Brazil, Columbia, Costa Rica, Ecuador, El Salvador, French Guiana, Guatemala, Guyana, Honduras, Lesser Antiles, Mexico, Nicaragua, Panama, Peru, Suriname, Trinidad dan Tobago, serta Venezuela.
Di alam, kata Ina, tanaman janda bolong ini merupakan tumbuhan semi epifit atau tumbuhan yang akarnya tetap sampai tanah, merambat, dan menempel pada tumbuhan lainnya.
Biasanya juga, tanaman janda bolong ini tumbuh subur di lingkungan yang memiliki intensitas cahaya yang rendah.
Hampir serupa dengan beberapa jenis Araceae lainnya, rupanya tumbuhan janda bolong juga dapat menghasilkan bunga.
"Pada lingkungan dengan kelembapan tinggi, tumbuhan ini dapat berbunga sepanjang tahun," kata Ina.
Namun, tidak hanya berpengaruh dari faktor lingkungan yang berkelembapan tinggi, umumnya tumbuhan janda bolong berbunga pertama kali saat usianya mencapai tiga tahun.
Baca juga: Potensi Talas di Masa Pandemi, sebagai Tanaman Hias, Bahan Pangan hingga Obat