Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Stres Membuat Kita Jadi Gampang Sakit?

Kompas.com - 03/12/2020, 19:30 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

Hal tersebut akan menghasilkan apa yang disebut respons lawan-atau-lari, di mana tubuh bersiap untuk memertahankan diri secara fisik dari ancaman, atau melarikan diri.

Dalam kondisi tersebut, akan muncul reaksi fisiologis seperti berikut:

- Denyut jantung meningkat
- Napas cepat
- Sesak napas
- Pusing
- Sakit kepala
- Mual
- Ketegangan otot

Munculnya respons fisik tersebut adalah karena pelepasan hormon kortisol.

Hormon kortisol ini adalah hormon yang memberi sinyal pada tubuh untuk melepaskan glukosa, sejenis gula yang memberikan energi ke otot. Karena, otot membutuhkan glukosa saat akan melawan atau lari dari predator.

Baca juga: Selain Menurunkan Berat Badan, Diet Mediterania Ampuh Redakan Stres

Meskipun sebagian besar pemicu stres di era modern tidak memerlukan respons fisik seperti itu - tubuh masih merespons dengan cara ini.

Kortisol juga menghambat produksi insulin dan mempersempit arteri. Begitu ancaman berlalu, kadar kortisol biasanya kembali normal, dan tubuh pulih dari efeknya.

Tapi saat stres kronis, kadar kortisol akan tetap tinggi. Dan dalam jangka panjang, hal ini dapat berkontribusi pada sejumlah masalah kesehatan, termasuk diabetes, penyakit kardiovaskular, dan masalah pencernaan kronis seperti sindrom iritasi usus besar.

Mengelola stress demi hidup sehat

Kabar baiknya, masalah kesehatan yang disebabkan stres kronis bisa dihindari dengan cara mengelola stres.

Dr Borland menyarankan langkah-langkah berikut untuk membantu mengelola stres:

1. Berolahragalah setiap hari

Lakukan beberapa jenis latihan setiap hari, baik latihan kekuatan, latihan aerobik, atau jalan-jalan di lingkungan sekitar.

2. Meditasi sejenak

Tarik napas dalam-dalam, kemudian ulangi mantra yang menenangkan atau visualisasikan suasana yang tenang.

3. Pilih makanan sehat

“Fokus pada pola makan seimbang. Selain itu, batasi asupan kafein dan gula, yang dapat membuat Anda terjaga dan berkontribusi pada kecemasan dan insomnia,” kata Borland.

Baca juga: Peneliti Temukan Cara Baru Deteksi Hormon Stres Lewat Kotoran Telinga

4. Tetap berhubungan dengan orang-orang terdekat

Ketika stres, seseorang cenderung lebih memilih untuk menyendiri. Tapi, penting untuk tetap berhubungan dan mendapatkan dukungan dari pasangan atau orang penting lainnya, seperti orangtua, saudara, dan teman-teman terdekat.

5. Melakukan aktivitas menyenangkan

Ikut serta dalam aktivitas yang menyenangkan dengan keluarga dan teman. Tersenyumlah, tertawa, dan hadir secara emosional.

Selain itu, lakukan aktivitas yang menenangkan dan kreatif. Cobalah melukis, berkebun atau memasak.

6. Bersyukur

Lihatlah ke sekeliling dan temukan banyak hal yang akan membuat kita merasa bersyukur.

Bersyukur akan membuat kita lebih menghargai hidup dan merasa lebih tenang.

7. Konsultasi dengan ahli

Bicaralah dengan dokter dan jika perlu, cari perawatan kesehatan mental profesional. Jangan ragu untuk menghubungi dokter, terutama ketika mengalami depresi atau kecemasan.

Stres adalah bagian dari hidup setiap orang, dan kondisi setahun terakhir ini tak bisa dipungkiri telah membuat banyak orang stres.

Namun mengelola stres dengan baik, dapat membantu mencegah stres berdampak buruk pada kondisi kesehatan.

Baca juga: Studi: Hormon Stres Pasien Covid-19 Tinggi, Risiko Kematian Makin Besar

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com