Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Saran Ahli Menyikapi New Normal agar Tidak Stres dan Terinfeksi Covid-19

Kompas.com - 03/07/2020, 08:00 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com- Sebagian masyarakat mengaitkan kondisi stres dengan keadaan mudahnya terinfeksi Covid-19.

Ketua Persatuan Dokter Emergensi Indonesia (PDEI), dr Moh Adib Khumaidi SpOT mengungkapkan sebenarnya stres tidak hanya akan menjadi faktor risiko seseorang mudah terinfeksi Covid-19 saja, melainkan juga risiko penyakit lainnya sebelum ada Covid-19 ini.

"Bukan hanya gejala Covid-19 saja, tetapi semua penyakit juga bisa terdampak (stres)," kata Adib dalam diskusi daring bertajuk Kalbe Farma Tbk: Tangguh Hadapi New Normal, Rabu (1/7/2020).

Hal itu bisa terjadi karena, pada saat stres, umumnya individu tersebut akan mengeluarkan hormon bernama endokrin dan hormon adrenalin.

Baca juga: New Normal, Jangan Tunda Lagi Kontrol Jantung ke Rumah Sakit

Kedua hormon ini, kata Adib, dalam jumlah yang seimbang memang memiliki peran penting untuk menjaga fungsi berbagai organ tubuh.

Akan tetapi, sebaliknya jika hormon ini dihasilkan dalam jumlah yang kurang atau bahan berlebihan akan meningkatkan risiko gangguan pada berbagai organ di dalam tubuh, dengan kata lain bisa membahayakan kesehatan.

Di antaranya seperti jantung berdebar, napas yang lebih cepat, rasa nyeri berkurang, produksi keringat meningkat, berisiko meningkatkan potensi diabetes dan lain sebagainya.

Ilustrasi new normal. Orang-orang mulai kembali bekerja di kantor. SHUTTERSTOCK/INTERSTID Ilustrasi new normal. Orang-orang mulai kembali bekerja di kantor.

Baca juga: Benarkah New Normal Tingkatkan Polusi Udara Jakarta? Ini Kata BMKG

Menyikapi stres di era new normal

Adib mengingatkan kepada masyarakat secara individual tidak seharusnya sibuk untuk mempertanyakan kapan pandemi Covid-19 ini akan berakhir.

"Kita nggak tahu kapan berakhir, dan sebaiknya tidak selalu memikirkan kapan ini (pandemi Covid-19) akan berakhir," tegasnya.

Justru dengan selalu memikirkan kapan pandemi ini akan berakhir, akan berdampak pada kondisi stres akibat pikiran Anda tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com