Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti Ungkap Alasan Pria Lebih Rentan Terinfeksi Virus Corona

Kompas.com - 03/12/2020, 11:05 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis


KOMPAS.com - Sejak pandemi Covid-19, para pria disebut memiliki risiko lebih tinggi terinfeksi Covid-19. Bahkan, cenderung lebih parah dan lebih mungkin untuk meninggal akibat virus corona.

Berbagai bukti muncul, mulai dari biologi hingga perilaku, seperti kebiasaan pria merokok yang meningkatkan risiko infeksi virus corona lebih parah.

Namun kini, para peneliti semakin menemukan banyak bukti yang menunjukkan bahwa hormon seks berpengaruh, bahkan menjadi faktor utama.

Baca juga: Meninggalnya Bupati Situbondo, Benarkah Ada Jenis Virus Corona Ganas?

Sebuah studi baru menunjukkan, hormon seks atau steroid reproduksi wanita, seperti estrogen dan progesteron, kemungkinan memiliki peran perlindungan terhadap virus corona melalui sifat anti inflamasi dan efeknya pada sistem kekebalan tubuh.

Penjelasan tersebut mengungkap mengapa pria lebih banyak terinfeksi Covid-19 ketimbang wanita.

Melansir IFL Science, studi yang telah diterbitkan dalam jurnal Trends in Endocrinology & Metabolism ini juga mendukung laporan yang menunjukkan, wanita hamil jauh lebih kecil kemungkinannya untuk meninggal karena Covid-19 daripada karena infeksi lainnya.

Graziano Pinna, profesor penelitian psikiatri di University of Illinois di Chicago mengungkap temuan tersebut saat memerhatikan para wanita hamil yang tidak memiliki gejala Covid-19, tiba-tiba mengalami gejala parah segera setelah melahirkan bayinya.

Rupanya hal tersebut terjadi, karena setelah melahirkan, produksi estradiol, progesteron, dan allopregnanolone akan menurun tajam.

“Hormon yang membantu memertahankan kehamilan - seperti progesteron - 100 kali lebih terkonsentrasi pada trimester ketiga kehamilan. Estradiol, allopregnanolone, dan progesteron semuanya memiliki fungsi anti inflamasi yang penting dan terlibat dalam pengaturan ulang sistem kekebalan,” kata Pinna.

“Inilah yang menyebabkan gejala Covid-19 pada wanita hamil kebanyakan muncul setelah melahirkan, dan beberapa bahkan dirawat di ICU. Korelasinya sangat terlihat,” imbuhnya.

Baca juga: Ibu Positif Corona di Singapura Lahirkan Bayi dengan Antibodi Covid-19, Kok Bisa?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com