Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Mungkin Akan Ada Lebih dari 1 Vaksin Virus Corona Covid-19?

Kompas.com - 19/11/2020, 08:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

KOMPAS.com - Dalam dua pekan terakhir, Pfizer dan BioNTech serta Moderna telah mengumumkan keberhasilan uji coba vaksin Covid-19.

Vaksin yang lain sedang dalam tahap pengembangan, sementara uji coba vaksin ketiga - dari perusahaan Belgia bernama Janssen - sedang dilakukan di Inggris.

Mengapa kita perlu vaksin?

Jika Anda menghendaki hidup Anda kembali normal, maka Anda memerlukan vaksin.

Apalagi sekarang, ketika kebanyakan orang masih rentan dengan paparan infeksi virus corona.

Baca juga: Vaksin Covid-19 Moderna dan Pfizer-BioNtech, Mana Lebih Unggul?

Hanya langkah-langkah pembatasan dalam hidup kita yang mencegah lebih banyak orang meninggal.

Namun sebuah vaksin bisa mengajarkan tubuh kita melawan infeksi virus sehingga mencegah kita dari paparan virus, atau setidaknya membuat virus itu lebih tidak mematikan.

Mendapatkan vaksin, bersamaan dengan perawatan yang lebih baik, adalah strategi jalan keluar dari pandemi.

Vaksin mana yang diperkirakan akan berhasil?

Pfizer dan BioNtech adalah perusahaan pertama yang mengumumkan kabar tentang tahapan terakhir uji coba vaksinnya.

Data perusahaan menunjukkan vaksin tersebut 90 persen melindungi seseorang dari Covid-19.

Sekitar 43.000 orang telah diberi vaksin itu, dan hingga kini belum ada masalah keselamatan.

Sementara, perusahaan asal AS, Moderna, menjalankan uji coba vaksin terhadap 30.000 orang di AS, yang setengah dari mereka diberikan suntikan hampa.

Perusahaan menyebut vaksin melindungi 94,5 persen dari orang-orang yang diberi vaksin, setelah hanya lima dari 95 partisipan uji coba yang menerima vaksin yang memiliki gejala Covid-19 kemudian.

Hasil uji coba juga akan dirilis dalam beberapa minggu ke depan pada vaksin yang sedang dikembangkan oleh produsen obat Inggris AstraZeneca dan para ilmuwan di Universitas Oxford.

 

Sementara, data yang meyakinkan terkait vaksin Sputnik V yang dibuat Rusia juga telah dirilis.

Ilustrasi vaksinasi pada lansiaSHUTTERSTOCK/BaLL LunLa Ilustrasi vaksinasi pada lansia

Merujuk pada data sementara dari fase uji coba ketiga, tahap yang sama dicapai oleh vaksin Pfizer, para peneliti Rusia melaporkan bahwa vaksin buatannya 92 persen efektif.

Apa saja vaksin lainnya yang sedang dikembangkan?

Hasil uji coba dari tim peneliti vaksin lainnya diperkirakan akan muncul dalam beberapa pekan atau bulan ke depan.

Uji coba Janssen telah dimulai dengan merekrut 6.000 relawan di seluruh Inggris. Negara lain akan bergabung sehingga keseluruhan partisipan menjadi 30.000 orang.

Perusahaan telah melakukan uji coba vaksin berskala besar, di mana sukarelawan menerima satu dosis. Uji coba ini akan melihat apakah dua vaksin memberikan kekebalan yang lebih kuat dan tahan lama.

Sejumlah vaksin lain sedang dalam tahap terakhir uji coba, termasuk yang dikembangkan oleh Wuhan Institute of Biological Products dan Sinopharm du China, serta yang dikembangkan oleh Gamaleya Research Institute di Rusia.

Namun, uji coba di Brasil untuk obat yang dikembangkan oleh perusahaan China Sinovac telah ditangguhkan setelah apa yang digambarkan sebagai "insiden merugikan yang parah" - diyakini sebagai kematian seorang sukarelawan.

Baca juga: Tokoh di Balik Kesuksesan Vaksin Covid-19 BioNtech dan Pfizer

 

Ilustrasi vaksin corona, vaksin virus corona, vaksin Covid-19Shutterstock/Blue Planet Studio Ilustrasi vaksin corona, vaksin virus corona, vaksin Covid-19

Seberapa berbedanya vaksin yang sedang dikembangkan?

Inti dari vaksin adalah memaparkan bagian-bagian virus ke sistem kekebalan, yang kemudian mengenalinya sebagai penyerang dan belajar bagaimana melawannya.

Ada banyak cara untuk melakukan ini.

Pfizer/BioNtech (dan Moderna) mengembangkan apa yang disebut sebagai vaksin RNA menggunakan pendekatan eksperimental, yang termasuk menyuntikkan kode genetik virus corona ke tubuh, untuk melatih sistem kekebalan.

Vaksin Janssen malah menggunakan virus flu biasa yang telah dimodifikasi secara genetik agar tidak berbahaya dan lebih mirip virus corona pada tingkat molekuler.

Vaksin ini melatih sistem kekebalan untuk mengenali dan melawan virus corona.

Serupa, vaksin Oxford dan Rusia menggunakan virus tak berbahaya yang menginfeksi simpanse, dan memodifikasinya secara genetik agar menyerupai virus corona, untuk mencoba mendapatkan respons.

Dua dari vaksin besar buatan China menggunakan virus asli tetapi dalam bentuk cacat, sehingga tidak dapat menyebabkan infeksi.

Sangat penting untuk memahami metode mana yang menghasilkan hasil terbaik. Tantangan dalam uji coba, di mana orang dengan sengaja terinfeksi, dapat membantu menjawab pertanyaan ini.

 

Para ilmuwan Moderna menggunakan teknik inovatif untuk mengembangkan vaksin dengan cepat.MODERNA via BBC INDONESIA Para ilmuwan Moderna menggunakan teknik inovatif untuk mengembangkan vaksin dengan cepat.

Kapan vaksin akan tersedia?

Pfizer meyakini perusahaan dapat menyuplai 50 juta dosis ke seluruh dunia pada akhir tahun ini, dan sekitar 1,3 miliar dosis pada akhir 2021.

Vaksin buatan Inggris akan tersedia sebanyak 10 juta pada akhir 2020, dengan 30 juta dosis telah dipesan.

Sedangkan Astra Zeneca/Oxford sepakat untuk menyuplai 100 juta dosis vaksin di Inggris dan kemungkinan 2 milar dosis secara global jika uji cobanya terbukti berhasil.

Siapa yang akan mendapat vaksin pertama kali?

Ini tergantung di mana Covid-19 menyebar ketika vaksin tersedia dan di kelompok mana yang paling efektif.

Penghuni panti jompo dan staf panti jompo berada di atas daftar prioritas di Inggris, diikuti oleh petugas kesehatan seperti staf rumah sakit, dan yang berusia di atas 80-an tahun.

Usia sejauh ini merupakan faktor risiko terbesar untuk Covid.

Apa yang masih harus dilakukan sekarang?

  • Uji coba harus bisa menunjukkan bahwa vaksin itu aman
  • Uji coba klinis harus menunjukkan bahwa vaksin mencegah orang terpapar virus atau setidaknya mengurangi jumlah orang yang meninggal
  • Pengembangan skala besar perlu dilakukan untuk miliaran dosis potensial
  • Regulators harus menyetujui vaksin sebelum itu diberikan ke publik

Diperkirakan bahwa 60-70 persen populasi global harus kebal untuk menghentikan penyebaran virus dengan mudah (dikenal sebagai kekebalan kelompok) - itu berarti miliaran orang, bahkan jika vaksinnya bekerja dengan sempurna.

Baca juga: Harapan Baru, Vaksin Moderna Hampir 95 Persen Efektif Lawan Covid-19

Apakah vaksin akan melindungi semua orang?

Orang-orang memiliki respons yang berbeda terhadap vaksinasi.

Sejarah menunjukkan vaksin bisa tidak manjur pada orang lanjut usia karena sistem kekebalan yang sudah tua tidak merespons dengan baik,

Dosis tambahan mungkin akan mengatasi hal ini, seperti memberikannya bersamaan dengan bahan kimia (disebut adjuvan) yang meningkatkan sistem kekebalan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com