Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Target Produk Radioisotop Kesehatan dari Batan, Apa saja?

Kompas.com - 23/10/2020, 16:30 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com- Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) melalui Pusat Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka (PTRR) mengembangkan produksi radioisotop dan radiofarmaka untuk kesehatan.

Kepala Batan, Anhar Riza Antariksawan menjelaskan, pengembangan produksi radioisotop dan radiofarmaka ini merupakan salah satu kegiatan dari penugasan Batan sebagai koordinator prioritas riset nasional (PRN) selama 2020-2024 oleh pemerintah.

Pengembangan itu dilakukan karena kebutuhan dalam negeri terhadap radioisotop dan radiofarmaka ini terus meningkat seiring dengan berkembangnya pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir di berbagai bidang, khususnya di bidang kesehatan.

"Selama ini pasokan radioisotop dan radiofarmaka di dalam negeri dipenuhi oleh produk impor yang mencapai hingga di atas 90 persen," kata Anhar pada jumpa pers di Kawasan Nuklir Serpong, Tangerang Selatan, Selasa (20/10/2020).

Baca juga: Kenapa Batan Utamakan Produksi Radioisotop dari Radioaktif untuk Kesehatan?

 

Hal ini sangat disayangkan karena sebenarnya Indonesia mempunyai reaktor riset yang dapat digunakan untuk memproduksi radioisotop dan radiofarmaka.

Produksi radioisotop dan radiofarmaka 2020-2024

Kepala PTRR, Rohadi Awaludin menjelaskan, tahapan kegiatan PRN dalam menghasilkan radioisotop dan radiofarmaka yang harus dilalui antara lain sintesis dan preparasi, peningkatan kapasitas produksi, uji praklinis jika diperlukan, dan uji klinis. 

Menurutnya, tidak semua produk radioisotop dan radiofarmaka memerlukan uji pra klinis karena merupakan hasil dari inovasi proses.

"Produk hasil inovasi proses merupakan substitusi produk impor yang telah ada selama ini sehingga tidak memerlukan uji pra klinis secara lengkap, yang diperlukan adalah uji kesetaraan dengan produk yang telah digunakan selama ini," jelas Rohadi.

Baca juga: Radiasi Nuklir Chernobyl Naik 16 Kali dari Level Normal, Ini Sebabnya

 

Status capaian kegiatan pengembangan produksi radioisotop dan radiofarmaka di tahun 2020 ini secara umum adalah tahap sintesis dan preparasi. 

Sintesis dan preparasi radioisotop dan radiofarmaka dalam skala kecil telah berhasil dibuat di laboratorium. 

"Tahun 2021 diharapkan skala pembuatan dapat ditingkatkan (peningkatan kapasitas) sampai skala dapat digunakan. Selanjutnya dilakukan serangkaian pengujian untuk memastikan dapat digunakan untuk pasien," tegasnya.

Terdapat 5 produk radioisotop dan radiofarmaka yang akan ditargetkan selama kurun waktu 2020-2024.

Pemantauan zat radioaktif oleh Batan.DOK. Batan Pemantauan zat radioaktif oleh Batan.

1. Generator Mo-99/Tc-99m

Rohadi menjelaskan, generator yang satu ini akan dikembangkan dengan menggunakan Mo-99 non fisi. Saat ini, radioisotop Tc-99m banyak digunakan untuk diagnosis kanker.

"Radioisotofp Tc-99m ini dapat digunakan pula untuk diagnosis jantung dan ginjal," kata dia.

Generator ini pada tahun 2020 telah berhasil dibuat dalam skala laboratorium. Akhir tahun ini generator secara utuh dapat diselesaikan.

Tahun 2021 mulai dilakukan serangkaian pengujian untuk memastikan bahwa generator tersebut aman diangkut dan digunakan di rumah sakit.

Baca juga: Radiasi Nuklir di Serpong, Bagaimana Dampaknya pada Kesehatan?

 

2. Radiofarmaka berbasis PSMA

Target PRN berikutnya adalah radiofarmaka berbasis prostate specific membrane antigen (PSMA), di mana ini akan digunakan untuk mendiagnosis dan terapi kanker prostat.

Radiofarmaka berbasis PSMA ini disebut juga dengan Lu-177-PSMA yang digunakan untuk terapi.

Selain itu, hasil pencitraan sebaran radiofarmaka tersebut di dalam tubuh dapat digunakan pula untuk mengetahui status terakhir sebaran kanker yang ada di dalam tubuh.

Dalam perkembangannya, Lu-177-PSMA tahun 2020 ini telah berhasil disintesis dalam skala kecil (puluhan mCi). Kemurnian radiokimia telah memenuhi persyaratan yaitu lebih dari 95 persen.

"Namun, masih perlu dipastikan dari sisi stabilitasnya dalam berbagai media dan berbagai suhu," ujarnya.

Kegiatan di laboratorium hewan uji radioaktif. Laboratorium satu-satunya di Indonesia ini bisa dimanfaatkan oleh peneliti BATAN ataupun di luar BATAN. Dok BATAN Kegiatan di laboratorium hewan uji radioaktif. Laboratorium satu-satunya di Indonesia ini bisa dimanfaatkan oleh peneliti BATAN ataupun di luar BATAN.

3. Kita radiofarmaka Nanokoloid HAS

Target pengembangan PRN selanjutnya adalah Kit radiofarmaka Nanokoloid HAS, yang biasa digunakan untuk diagnosis sebaran kanker ke kelenjar limfa (limfoscintigrafi), khususnya sebaran dari kanker payudara.

Untuk produksi Nanokoloid HSA pada tahun 2020 ini telah berhasil dilakukan sintesis dan preparasi.

Hasil sintesis dan preparasi non steril skala kecil telah berhasil diperoleh sesuai dengan persyaratan yaitu kurang dari 100 nm dan kemurnian radiokimia hasil penandaan dengan Tc-99m lebih dari 90 persen.

4. Kit radiofarmaka EDTMP

Kit radifarmaka EDTMP ini merupakan generasi baru radiofarmaka untuk terapi paliatif kanker tulang.

"Ini dapat digunakan untuk daerah-daerah yang jauh dari lokasi produksi," jelasnya.

Baca juga: Melihat Potensi Energi Nuklir Sebagai Energi Terbarukan Indonesia

 

5. Contrast agent berbasis gadolinium

Dijelaskan Rohadi, target pengembangan lainnya yaitu contrast agent berbasis gadolinium untuk MRI contrast agent.

Radioisotop atau tradiotracer digunakan pada saat pengembangan, dan produk akhirnya tidak mengandung radioisotop.

3 Produk paling ditunggu pengguna

Rohadi berkata, dari kelima produk target tersebut, ternyata ada 3 produk yang sangat ditunggu oleh penggunan yaitu Generator Mo-99/Tc-99m, Radiofarmaka berbasis PSMA, dan Kit radiofarmaka Nanokoloid HAS.

Untuk diketahui, pengguna produk radioisotop dan radiofarmaka adalah pusat pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, dan dipergunakan atau dimanfaatkan untuk membantu pasien yang terkena penyakit sesuai fungsi dari produk masing-masing.

"Produk Generator Mo-99/Tc-99m dan Kit radiofarmaka Nanokoloid HAS diharapkan dapat mensubstitusi impor luar negeri," kata dia.

Sedangkan, produk Radiofarmaka berbasis PSMA saat ini mulai banyak digunakan di luar negeri dan mempunyai potensi penggunaan yang sangat tinggi di dalam negeri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com