Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menelusuri Klaster Pertama Penularan Covid-19 di Indonesia

Kompas.com - 23/10/2020, 09:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Kasus Covid-19 di Tanah Air pertama kali diumumkan pada 2 Maret 2020.

Sejak saat itu, virus corona SARS-CoV-2 terus menyebar dan hingga Kamis (22/10/2020), tercatat ada 377.541 kasus.

Berkaitan dengan kasus Covid-19 di Indonesia, bagaimana sebenarnya awal penyebarannya?

Tim gabungan dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Indonesia Research Partnership on Infectious Disease (INA-RESPOND), bersama Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan Kemenkes baru saja menerbitkan laporan tentang klaster pertama kasus Covid-19 di Indonesia.

Dalam laporan yang terbit di jurnal The American Society of Tropical Medicine and Hygiene, tim berhasil mengidentifikasi 11 kasus pertama Covid-19 di Indonesia.

Baca juga: Bio Farma: 340 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Sinovac untuk Indonesia pada 2021

Klaster pertama Covid-19 di Indonesia

Dua bulan setelah China melaporkan kasus Covid-19, Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengonfirmasi kasus Covid-19 pertama di Indonesia di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada 2 Maret.

Kala itu, Jokowi mengumumkan dua orang WNI dikonfirmasi positif Covid-19.

Adalah wanita berusia 31 tahun (kasus #1) dan ibunya berusia 64 tahun (kasus #2) yang melakukan kontak dengan warga Jepang yang dinyatakan terjangkit virus corona setelah meninggalkan Indonesia dan tiba di Malaysia.

Kasus #1 dan #2 diketahui setelah mereka melakukan usap tenggorokan dan dahak untuk tes real time polymerase chain reaction (RT PCR) seperti yang disarankan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Dalam laporannya, Kasus #1 jatuh sakit setelah dua hari sebelumnya menghadiri acara menari. Dia mengunjungi klinik rawat jalan pada hari ke-4 karena mengalami demam dan batuk terus menerus.

Kasus #1 diberi pengobatan simptomatik (antipiretik dan sirup obat batuk). Pada hari ke-19 sakit, dia mengalami kesulitan bernapas dan dirawat di rumah sakit dengan diagnosis bronkopneumonia. Jumlah leukosit, limfosit, dan trombositnya normal.

Sementara kasus #2 bertemu #1, 2 hari setelah acara menari. Kasus #2 mengalami demam dan batuk pada hari ke-4.

Partikel virus corona Sars-CoV-2 di sel manusia.NIAID/Flickr, CC BY 2.0/Science Alert Partikel virus corona Sars-CoV-2 di sel manusia.

Kasus #2 didiagnosis menderita demam tifoid dan dirawat di rumah sakit pada hari yang sama.

Setelah itu tracing dilakukan. Tempat-tempat yang dikunjungi kasus #1 dan kasus #2 didatangi untuk mengidentifikasi orang yang melakukan kontak dengan mereka.

Ada spesimen dari 113 kontak dekat termasuk pengemudi, pramusaji, peserta di acara dansa diuji, keluarga, teman, dan staf medis diuji.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com