KOMPAS.com- Manusia tengah bersiap melakukan lompatan besar untuk melakukan penjelajahan ke luar angkasa.
Akan tetapi, apa yang sebenarnya terjadi pada tubuh ketika meninggalkan Bumi?
Pemindaian otak yang dilakukan terhadap kosmonot setidaknya memberikan gambaran tentang dampak perjalanan ke luar angkasa terhadap organ tersebut.
Seperti dikutip dari Science Alert, Minggu (6/9/2020) peneliti melakukan studi otak pada delapan kosmonot laki-laki Rusia, kira-kira tujuh bulan setelah mereka kembali dari misi panjang di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Para peneliti menggunakan sejenis MRI untuk menghasilkan gambar 3D dari otak kosmonot. Dari analisis ternyata peneliti mencatat beberapa perubahan kecil pada kosmonot.
Baca juga: Misi SpaceX, 2 Astronot NASA Sampai ISS dan Disambut Kosmonot Rusia
Pemindaian menunjukkan peningkatan jumlah jaringan di otak kecil, otak yang bertanggung jawab atas kesimbangan koordinasi, dan postur tubuh. Hal ini menyebabkan para kosmonot menjadi lebih cekatan.
"Kosmonot benar-benar memperoleh semacam keterampilan motorik baru," ungkap Steven Jillings, penulis utama studi ini.
Selain itu, pemindaian juga menunjukkan bahwa orang yang tinggal di luar angkasa dapat mengalami kesulitan melihat dari jarak dekat.
Dalam studinya, Jillings menemukan bukti bahwa cairan mungkin menumpuk di belakang mata yang menyebabkan pembengkakan.