Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/04/2020, 11:00 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

"Berkaca dari Jepang, local leader atau gubernur itu lebih didengarkan masyarakatnya,"ujar dia.

Gubernur lebih didengarkan di Jepang karena mereka dinilai lebih mengetahui apa yang terjadi di wilayahnya masing-masing.

"Arah itu bisa dilihat dan dikaji di Indonesia,"tutur dia.

Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh Peneliti Pusat Studi Asia Pasifik dan Gama-InaTek UGM, Estu Anantasari MA, bahwa Indonesia saat ini sedang dalam masa merespons bencana, jadi kebijakan di berbagai wilayah itu tidak sama.

"Respons wilayah, respons budaya itu (dalam wabah Covid-19) berbeda,"tuturnya.

Maka dikatakan Estu, sebaiknya pemerintah daerah masing-masing di Indonesia juga mempersiapkan dan mengkomunikasikan hal-hal yang seharusnya diketahui ataupun diingat oleh masyarakat dalam pandemi ini dengan cara, bahas, dan budaya masing-masing.

"Itu supaya masyarakat mudah paham. Kadang kalau kebijakan dari pusat, masyarakat di daerah merasa itu jauh dari mereka, dan (kebijakan dari pusat) hanya untuk orang kota," ujar dia.

Sementara itu, di Jepang dalam implementasi ke depannya menurut Firman pemerintah sedang melakukan peningkatan kapasitas tes PCR dengan mengalokasikan anggaran penyediaan dana kesehatan. Termasuk untuk riset dan pengembangan vaksin serta obat antivirus Covid-19 ini.

Baca juga: Strategi Korsel Lawan Corona, Transparansi hingga Layanan Konseling

Pemerintah Jepang juga menyiapkan dana bantuan langsung tunai kepada masyarakatnya yang membutuhkan.

Namun, pengelolaan bagaimana mekanisme dan seberapa banyak bantuan yang diberikan pemerintah Jepang, tetap tidak bisa menjadi perbandingan dengan Indonesia.

"Kebijakan itu penting disesuaikan dengan wilayah masing-masing, karena berbeda wilayah. Mulai dulu dari basic, yaitu etika sakit agar tidak menularkan dan lain sebagainya,"ujar Firman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com