Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/04/2020, 17:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber AFP

KOMPAS.com - Amerika Serikat tengah mengambil sampel darah untuk memastikan berapa banyak orang yang terinfeksi virus corona.

Tes darah ini didasarkan pada survei serologi (serological survey), yakni cabang imunologi yang mempelajari reaksi antigen-antibodi secara in vitro. Tes ini berbeda dengan usap hidung atau pipi yang dilakukan saat ini.

Sebaliknya, tes ini mencari antibodi tertentu di dalam darah yang dapat menunjukkan apakah seseorang terinfeksi virus atau tidak.

Baca juga: Bolehkah Berhubungan Seks Saat Pandemi Corona? Ini yang Harus Anda Tahu

"Kami baru saja mulai melakukan pengujian dan kami akan melaporkan hasilnya secepat mungkin," ungkap Joe Bresee, wakil manajer insiden untuk Pusat Kontrol Penyakit dan respons pandemi Pencegahan, menurut situs kesehatan Stat News.

Dia menambahkan, CDC akan melakukan tiga survei.

Pertama, melakukan survei sampel darah orang yang tidak terdiagnosis dari negara-negara yang merupakan titik merah penyebaran virus corona. Kedua, survei nasional dari berbagai bagian negara. Ketiga, survei pada petugas kesehatan.

Survei pertama sudah dimulai akhir pekan kemarin. Namun kapan dimulainya survei kedua dan ketiga masih belum diketahui kapan.

Survei pertama dilakukan setelah Food and Drug Administration (FDA) AS mengeluarkan persetujuan darurat untuk tes serologi oleh perusahaan yang berbasis di North Carolina Cellex, minggu lalu.

Petugas Dinas Kesehatan Kota Bogor melakukan uji cepat (rapid test) massal Covid-19 dengan skema drive thru di halaman GOR Pajajaran, Bogor, Jawa Barat, Selasa (7/4/2020). Database crisis center COVID-19 kota Bogor melaporkan pada hari sabtu (4/4/2020) tercatat ada sebanyak 41 pasien positif virus corona, dan dari jumlah tersebut sebanyak 7 pasien meninggal dunia serta 34 pasien dalam perawatan rumah sakit.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Petugas Dinas Kesehatan Kota Bogor melakukan uji cepat (rapid test) massal Covid-19 dengan skema drive thru di halaman GOR Pajajaran, Bogor, Jawa Barat, Selasa (7/4/2020). Database crisis center COVID-19 kota Bogor melaporkan pada hari sabtu (4/4/2020) tercatat ada sebanyak 41 pasien positif virus corona, dan dari jumlah tersebut sebanyak 7 pasien meninggal dunia serta 34 pasien dalam perawatan rumah sakit.

Secara terpisah, Universitas Stanford melakukan survei serologi pada hari Sabtu di kota Santa Clara, kata Jay Bhattacharya, seorang profesor kedokteran di universitas tersebut kepada AFP, Selasa (7/4/2020).

"Kami mengumpulkan sampel darah tusukan jari dari sekitar 2.500 peserta sukarelawan yang dipilih untuk mewakili wilayah dan sekitar 500 anak-anak mereka," kata Jay, seraya menambahkan hasilnya akan segera dirilis.

Baca juga: Tips BPOM Cegah Penularan Covid-19 di Warung Makan

Dalam makalah penelitian disebutkan tes darah dengan survei serologi dapat menunjukkan apakah seseorang pernah terinfeksi virus SARS-CoV-2 meski tidak memiliki gejala.

Tes darah atau tes serologi untuk Covid-19 sama dengan tes yang dilakukan untuk mendeteksi seseorang terinfeksi HIV.

Tes itu dapat menunjukkan apakah sistem kekebalan seseorang pernah mengalami kontak dengan virus atau tidak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com