Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/04/2020, 21:59 WIB
Ellyvon Pranita,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dini hari nanti, fenomena langit berupa supermoon akan bisa terlihat dari berbagai belahan dunia termasuk Indonesia.

Supermoon kali ini adalah yang terbesar sepanjang tahun 2020. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan supermoon ini bisa dilihat pada Rabu (8/4/2020) mulai pukul 01.08 WIB.

"Yang terbesar adalah 8 April, terbesar di antara dua yang lain," tutur Kepala Bidang Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG, Hendra Suwarta, kepada ANTARA News.

Baca juga: Istilah Supermoon Jadi Kontroversi, Ini Kata Astrolog yang Cetuskan

Kepala Bidang Diseminasi Pusat Sains Antariksa (Pussainsa), Dr Emanuel Sugging Mumpuni, mengatakan bahwa supermoon terjadi ketika Bulan terletak di belakang Bumi bila dilihat dari Matahari. Wajah Bulan akan sepenuhnya diterangi oleh cahaya Matahari.

Dalam istilah astronomi, supermoon disebut dengan bulan perigee.

"Kalau bulan purnama tanggal 8 April, akan terjadi dari terbenam Matahari sampai pagi hari, baik untuk menemani yang Work from Home," kata Emanuel saat dihubungi Kompas.com, Senin (30/3/2020).

Baca juga: Fenomena Langit Bulan Ini: Mulai Supermoon hingga Hujan Meteor Lyrids

Emanuel mengatakan fase bulan purnama sempurna atau bulan dalam posisi perigeeakan terjadi pada 8 April 2020 pukul 09.35 WIB.

Pada saat itu, jarak antara Bumi dengan Bulan adlaah 356.035 kilometer atau 0,997 kali jarak rata-rata Bumi dan Bulan. Diameter bulan pada kondisi itu mencapai 33,47 menit busur.

Untuk diketahui, supermoon pada 8 April merupakan yang ketiga dari empat supermoon untuk tahun 2020.

Kehadiran supermoon setiap tahunnya tidak pada waktu yang sama, karena tergantung dengan edaran Bulan mengitari Bumi.

"Nanti bulan Mei masih ada lagi (supermoon)," kata Emanuel.

Berkembang dari Hikayat

Emanuel mengatakan sebenarnya supermoon bukanlah istilah astronomi, melainkan diambil dari hikayat yang berkembang di negara Eropa.

Bulan purnama ini dikenal oleh suku-suku asli Amerika awal sebagai Bulan Purnama Penuh, karena itu menandai munculnya lumut merah muda, atau phlox tanah liar, yang merupakan salah satu bunga musim semi pertama.

Baca juga: Fenomena Supermoon Biru Sekaligus Gerhana akan Terlihat di Indonesia

Bulan ini juga dikenal sebagai Sprouting Grass Moon, the Grawing Moon, dan Egg Egg.

Banyak suku pesisir menyebutnya Bulan Ikan Purnama karena ini adalah waktu di mana ikan salmon berenang ke hulu untuk bertelur.

Hanya saja, setiap supermoon yang hadir beberapa waktu dalam setahun memiliki hikayat atau legenda yang berbeda-beda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com