KOMPAS.com - Penyebaran virus SARS-CoV-2 sebagai penyebab pandemi Covid-19 menjadi kegelisahan dan kekhawatiran banyak kalangan, termasuk Indonesia.
Meski pemerintah sudah mengambil berbagai langkah strategis, tapi peran kaum muda untuk aktif memastikan advokasi kesehatan masyarakat disebut penting.
Kaum muda menjadi kelompok masyarakat sipil yang memiliki jangkauan luas dan sumber daya potensial untuk mendorong kebijakan yang efektif dalam memastikan pencegahan dan pengendalian Covid-19 di berbagai daerah di Indonesia.
Untuk mendorong peran kaum muda ini, Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) dan Solidaritas Berantas COVID-19 (SBC), telah menerima aplikasi dari 267 kaum muda dari seluruh Indonesia.
Baca juga: Bolehkah Berhubungan Seks Saat Pandemi Corona? Ini yang Harus Anda Tahu
Aplikasi tersebut akan memperkuat pendataan dan pengolahan materi advokasi agar kaum muda dapat ikut menyuarakan kebutuhan masyarakat di berbagai daerah, terkait pencegahan dan pengendalian Covid-19.
Per Senin (6/4/2020), tercatat 62 perwakilan organisasi kaum muda dan individu dari 23 provinsi tergabung dalam koalisi Gerakan #GardaMudaBerantasCOVID19.
Ada pun, perwakilan organisasi kaum muda tersebut bergerak dalam dua batalion yang memiliki beberapa misi. Mulai dari pemetaan kasus dan kondisi implementasi kebijakan efektif di daerah, analisa rekomendasi kebijakan, serta kampanye kreatif.
Senior Advisor on Gender and Youth to the WHO DG, Diah Saminarsih menyampaikan bahwa peran kaum muda dalam situasi darurat kesehatan tidak dapat dikesampingkan.
Menurut dia, kaum muda memiliki kapasitas dan kesempatan untuk menciptakan lingkungan pemungkin (enabling environment) dalam situasi apa pun, termasuk dalam situasi darurat kesehatan.
"Mereka memiliki kecepatan, ketangguhan, kecerdasan, serta jejaring untuk menginisiasi inovasi berbasis teknologi sehingga memudahkan masyarakat bahkan pengambil keputusan atau kebijakan di daerah masing-masing," kata Diah dalam diskusi online bertajuk "Pelibatan Kaum Muda dalam Respon Darurat COVID-19 di Indonesia", Senin (6/4/2020).
CISDI berperan sebagai focal point yang memiliki jejaring ke organisasi profesi kesehatan, peneliti, laboratorium, hingga pemerintah pusat.
Menurut Diah, kesempatan ini menjadi salah satu aset yang harus kita optimalkan bersama agar tidak terjadi kesenjangan informasi antara kaum muda di satu daerah dengan daerah lainnya.
Direktur Program CISDI, Egi Abdul Wahid mengatakan bahwa organisasi mahasiswa menjadi kelompok strategis yang dapat menghimpun suara masyarakat serta meneruskannya kepada pada para pembuat kebijakan di daerah masing-masing.
Koordinasi dan konsolidasi telah dilakukan dengan perwakilan organisasi mahasiswa di beberapa daerah agar mereka memiliki pengetahuan yang cukup dalam mengambil peran di masyarakat.
Tujuannya utamanya untuk mengaktivasi upaya pencegahan serta melakukan komunikasi risiko di masyarakat.