Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Masuk Trending Google, Ini Sejarah Letusan Gunung Kelud

Kabar yang beredar, Gunung Kelud disebut akan meletus pada tahun 2022. Isu ini pun ramai diperbincangkan di media sosial Twitter.

“Gunung kelud, semoga baik-baik saja,” tulis salah satu akun.

Lantas, bagaimana sejarah letusan Gunung Kelud?

Melansir laman Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), sejarah letusan Gunung Kelud dimulai sejak tahun 1000.

Setelah tahun 2000, gunung ini mengalami dua kali letusan, pada 2007 dan 2014.

  • Letusan tahun 2007

Pada 11 September 2007, status aktivitas Gunung Kelud dinaikkan dari normal menjadi waspada dikarenakan terdapat peningkatan aktivitas kegempaan.

Ditambah adanya kenaikan suhu danau kawah yang signifikan, membuat status Gunung Kelud kembali naik dari waspada ke siaga pada 29 September 2007.

Terjadinya lebih dari 300 gempa vulkanik dangkalpada 16 Oktober 2007, yang merupakan proses terjadinya rekahan batuan secara progresif oleh fluida menuju permukaan, maka statusnya dinaikkan menjadi awas.

Setelah peningkatan aktivitas yang cukup signifikan, aktivitas Gunung Kelud ini cenderung menurun dan kembali terekam gempa vulkanik dalam dan dangkal dalam jumlah tinggi pada 24 Oktober 2007, yang berlangsung hingga 31 Oktober 2007.

Pada 4 November 2007, teramati munculnya kubah lava di tengah danau kawah yang menandakan fase letusan Gunung Kelud telah terjadi dan bersifat efusif.

Kali ini, Letusan Gunung Kelud muncul sebagai kubah lava besar di kawah. Kubah terus tumbuh sejak 5 November 2007 hingga berukuran selebar 100 meter.

Akibat aktivitas tinggi tersebut, terjadi gejala unik dalam sejarah Kelud, dengan munculnya asap tebal berawarna putih dari tengah danau kawah, diikuti dengan kubah lava dari tengah-tengah danau kawah yang terus tumbuh.

  • Letusan Gunung Kelud 2014

Peningkatan aktivitas Kelud telah terdeteksi di akhir tahun 2013, tapi situasi kembali tenang dan diumumkan adanya peningkatan status dari normal menjadi waspada sejak 2 Februari 2014.

Pada 10 Februari 2014, adanya peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Kelud membuat statusnya naik dari waspada ke siaga.

Tak berselang lama, tepatnya 13 Februari 2014 pukul 22.50 WIB, gunung yang terletak di perbatasan Kediri-Blitar, Jawa Timur ini meletus dengan tipe ledakan (eksplosif).

Letusan tersebut membuat hujan abu menyebar di beberapa wilayah seperti Kediri, Malang, Blitar, Surabaya, Ponorogo, Solo, Yogya, Boyolali, Magelang, Purworejo, Pacitan, hingga Temanggung.

Abu vulkanik yang dikeluarkan Gunung Kelud saat ledakan terjadi terhitung cukup tebal, bahkan hujan abu dari letusan gunung ini melumpuhkan Jawa.

Sebanyak tujuh bandara di Yogyakarta, Surakarta, Surabaya, Malang, Semarang, Cilacap, dan Bandung ditutup. Kerugiannya ditaksir mencapai miliaran rupiah.

Sementara itu, warga terdampak letusan gunung yang tinggal di radius 10 km dievakuasi dan diungsikan ke tempat yang lebih aman.

Adapun kondisi gunung setelah letusan tersebut berangsung tenang dan pada 20 Februari 2014 status akitivitas diturunkan dari awas menjadi siaga. Selanjutnya, pada 28 Februari 2014 status kembali turun menjadi waspada.

Akibat letusan ini, kubah yang menyumbat jalur keluarnya lava hancur dan Gunung Kelud mempunyai kawah kering. Dimungkinkan terbentuk danau kawah kembali setelah beberapa tahun.

Karakter letusan Gunung Kelud

Lebih lanjut, terdapat tiga macam ciri letusan Gunung Kelud, yaitu:

1. Letusan semi magmatik

Ini merupakan karakter letusan freatik yang terjadi akibat penguapan air danau kawah yang merembes melalui rekahan pada dasar kawah yang secara serentak kemudian dihembuskan ke atas permukaan.

Jenis letusan ini umumnya mengawali aktivitas Gunung Kelud terutama memicu terjadinya letusan magmatik.

2. Letusan magmatik

Letusan magmatik merupakan letusan yang menghasilkan rempah- rempah gunungapi baru berupa lava, jatuhan piroklastik, dan aliran piroklastik.

Letusan magmatik yang terjadi umumnya bersifat eksplosif yang dipengaruhi penambahan kandungan gas vulkanik disertai meningkatnya energi letusan terutama energi panas.

3. Erupsi efusif

Tipe letusan ini, magma mengalir ke permukaan, dapat membentuk kubah lava atau mengalir ke lereng.

Sebagai tambahan informasi, Gunung Kelud merupakan tumbukan antara lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah lempeng Asia tepatnya di sebelah selatan Jawa.

Sebagai gunung api muda yang tumbuh pada zaman Kwarter Muda (Holosen), Gunung Kelud merupakan salah satu gunung api dalam deretan gunung api yang tumbuh dan berkembang di dalam Sub Zona Blitar dari Zona Solo.

Zona ini dimulai dari daerah bagian selatan Jawa bagian tengah (Gunung Lawu) hingga Jawa bagian timur (Gunung Raung), yang dibatasi gawir sesar Pegunungan Selatan.

Perkembangan gunung api muda ini sangat terbatas, hal ini terlihat dari kerucut gunungapi yang rendah, puncak tidak teratur, tajam dan terjal.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/12/29/160100823/masuk-trending-google-ini-sejarah-letusan-gunung-kelud-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke