Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pantulan Cahaya di Kutub Selatan Mars Bukan Air, Kemungkinan Lempung

KOMPAS.com - Kutub selatan di planet Mars memantulkan cahaya terang. Para ahli menduga, kemungkinan pantulan cahaya itu bukanlah air, melainkan mungkin adalah lempung atau tanah liat.

Para ilmuwan telah melakukan penelitian, setelah mengukur sifat listrik di wilayah tersebut dengan radar penembus tanah di instrumen wahana antariksa yang mengorbit planet merah ini.

Sekelompok ilmuwan internasional ini pun mengatakan bahwa pantulan cahaya merah di kutub selatan planet Mars kemungkinan adalah smektit, yakni suatu bentuk tanah liat yang terhidrasi, dilansir dari Phys, Jumat (30/7/2021).

Menurut studi yang dilaporkan pada 29 Juli di jurnal Geophysical Research Letters, lapisan tanah liat itu diperkirakan telah terkubur sekitar satu mil di bawah permukaan Mars.

Penelitian ini dipimpin oleh Isaac B. Smith dari York University, Toronto, bekerjasama dengan penulis kedua Dan Lalich, rekan penelitian di Cornell Center for Astrophysics and Planetary Science di College of Arts and Sciences.

Para peneliti ini mengatakan bahwa keberadaan air cair membutuhkan sejumlah panas dan garam yang tidak masuk akal.

"Refleksi (pantulan cahaya di kutub selatan Mars) terang itu telah menjadi berita besar selama beberapa tahun terakhir karena awalnya ditafsirkan sebagai air cair di bawah es," kata Lalich.

Penafsiran itu, menurut Lalich, tidak konsisten dengan pengamatan lain yang menyiratkan bahwa es tidak cukup hangat untuk mencair, mengingat apa yang kita ketahui tentang kondisi di Mars.

Bahkan di Bumi, kata Lalich, jarang terlihat pantulan bawah permukaan dari radar yang lebih terang dari pantulan permukaan.

"Pantulannya sekitar satu mil di bawah permukaan planet, di mana nda tidak menyangka pantulannya seterang itu. Kami mendapatkan pantulan radar yang jauh lebih terang daripada permukaan. Dan itu benar-benar aneh. Itu bukan sesuatu yang benar-benar kami lihat sebelumnya dan itu bukan sesuatu yang kami harapkan," jelasnya.

Penelitian terhadap pantulan cahaya dari kutub selatan planet Mars ini dilakukan kelompok peneliti tersebut dengan menganalisis data dari instrumen MARSIS (Mars Advanced Radar for Subsurface and Ionosphere Sounding), yakni radar yang memeriksa bawah permukaan Mars dengan antena 130 kaki melalui pengorbit Mars Express milik Badan Antariksa Eropa (ESA).

Instrumen MARSIS, yang dikembangkan bersama Badan Antariksa Italia dan Laboratorium Propulsi Jet NASA, dapat menyelidiki bagian dalam planet ini hingga kedalaman tiga mil.

Lalich dan ilmuwan lainnya menggunakan properti fisik diagnostik dalam radar penembus tanah yang disebut permitivitas dielektrik, yang mengukur kemampuan untuk menyimpan energi listrik.

Selanjutnya, kelompok tersebut menggunakan kekuatan refleksi untuk memperkirakan perbedaan permitivitas antara es dan dasar tudung kutub, dan kemudian membandingkan perkiraan tersebut dengan pengukuran lab smektit.

"Smektit sangat melimpah di Mars, menutupi sekitar setengah planet ini, terutama di kutub selatan Mars," kata Smith dari York University.

Menurutnya, pengetahuan itu, bersama dengan sifat radar smektit pada suhu kriogenik, menunjukkan bahwa mereka adalah penjelasan yang paling mungkin untuk teka-teki itu.

Lalich mengatakan data untuk mengkonfirmasi lempung terhidrasi itu mudah direproduksi dari data yang diamati.

Artiya, air cair tidak diperlukan untuk menghasilkan pantulan terang. Para ilmuwan berharap menemukan danau dan bentuk geologis lainnya.

"Sayangnya, itu sedikit lebih rendah, karena danau di bawah lapisan es (planet Mars) akan sangat menarik. Kami percaya hipotesis smektit lebih mungkin dan lebih konsisten dengan pengamatan lain," imbuh Lalich.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/07/30/160100123/pantulan-cahaya-di-kutub-selatan-mars-bukan-air-kemungkinan-lempung

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke