Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Misteri Kawah Gerbang Neraka di Kawasan Padang Pasir Turkmenistan

KOMPAS.com - Gerbang Neraka adalah julukan untuk Kawah Darvaza yang berada di kawasan Padang Pasir Karakum, Turkmenistan. Asal usul kawah yang terus mengobarkan api ini masih menjadi misteri hingga saat ini.

Padang Pasir Karakum merupakan wilayah yang sangat panas dengan bukit pasir yang mencakup sekitar 70 persen wilayah negara di Asia Tengah itu.

Seperti dikutip dari BBC Indonesia, Senin (28/6/2021), wilayah ini dapat dijelajahi seluas 350.000 kilometer persegi selama berhari-hari.

Luasnya kawasan ini, hingga yang terlihat hanyalah wilayah tak berujung dan lembah gurun Karakum yang tandus.

Di sisi utara gurun dapat ditemukan lubang raksasa berisi gas cair yang telah mengobarkan api selama beberapa puluh tahun, dan dikenal sebagai Gerbang Neraka.

Gerbang api yang berkobar itu, kabarnya ditemukan tahun 1971 oleh pakar geologi Uni Soviet saat membor untuk mencari minyak di padang pasir dan menemukan kantong gas alam. Akibat pengeboran itu, disebut-sebut sebagai penyebab terbentuknya tiga lubang besar.

Untuk mencegah gas metana bocor, para pakar geologi dikabarkan menyulut api pada salah satu lubang dan mereka memperkirakan api tersebut akan padam dalam beberapa minggu.

Akan tetapi, setelah seorang penjelajah asal Kanada, George Kourounis mendatangi kawah ini pada tahun 2013, ia mengatakan tak ada dokumen yang menyebutkan tentang terbentuknya Gerbang Neraka tersebut dan bagaimana dapat terbentuk demikian.

"Saat saya lihat untuk pertama kali dan berjalan di sisi kawah, angin panas gurun serta kobaran api di kawah ini sangat terasa di wajah saya. Saya merasa, inilah tempat setan keluar," kata Kourounis kepada BBC.

Dalam ekspedisi untuk National Geographic pada tahun 2013 itu, Kourounis berusaha mencari tahu mengapa 'kobaran api permanen' ini bisa terjadi.

Pakar geologi Turkmenistan mengatakan kawah yang disebut Gerbang Neraka dengan lebar 69 meter dan kedalaman hingga 30 meter tersebut terbentuk pada tahun 1960-an, tetapi baru mengobarkan api pada tahun 1980-an.

Kendati demikian, dengan tingginya harga minyak dan gas di Turkmenistan selama masa Soviet, tampaknya catatan terkait misteri asal usul terbentuknya kawah Gerbang Neraka ini  menjadi rahasia tingkat tinggi.

Sejauh ini, lubang metana yang berkobar ini menjadi salah satu tempat kunjungan turis di negara Asia Tengah tersebut, yang telah mencatat sekitar 6.000 wisatawan mancanegara per tahunnya.

"Salah satu hal yang paling mengecewakan tentang kawah ini adalah tak banyak informasi yang bisa saya dapatkan, bahkan setelah mengunjungi negara ini," kata Kourounis.

"Saya berusaha keras untuk mendapatkan laporan resmi, dokumen yang menunjukkan insiden (terbentuknya kawah tersebut), tapi nihil," imbuhnya.

Teori lain juga menyebutkan bahwa Gerbang Neraka ini muncul karena dibakar dengan suatu teknik pembakaran. Cara yang biasa dilakukan untuk menutup lubang gas alam karena surplus atau demi keamanan.

Laporan rahasia Gerbang Neraka

Sejarawan Jeronim Perovic mengatakan bahwa misteri 'Gerbang Neraka' di Kawah Darvaza ini cukup logis.

"Kawah itu merupakan refleksi berbagai hal yang dikerjakan pada masa Soviet. Saat itu hanya keberhasilan yang dilaporkan, bukan kegagalan. Jadi bila ada orang daerah yang melakukan kesalahan, tak ada yang mau diketahui," kata Perovic.

Sementara itu, pakar mikrobiologi, Stefan Green, yang ikut dalam ekspedisi Kawah Darvaza bersama Kourounis mengatakan bahwa melepaskan metana tanpa kendali merupakan satu hal buruk, sehingga dengan membakarnya adalah satu hal yang logis.

Membakar gas akan menghasilkan karbon dioksida, namun membakar metana lebih berbahaya lagi. Praktik ini biasa dilakukan di negara-negara seperti Irak, Iran atau Amerika Serikat.

"Apapun itu, kawah itu terus terbakar. Sayangnya, masalah ini belum terungkap sampai hari ini," kata Green.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/06/28/100300323/misteri-kawah-gerbang-neraka-di-kawasan-padang-pasir-turkmenistan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke