Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

CDC Perbarui Pedoman, WHO Tegaskan Terpapar Virus Corona Harus Tetap Dites

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan bahwa orang yang terpapar seseorang yang positif virus corona, tetap harus melakukan tes.

WHO menegaskan, baik orang yang menunjukkan gejala sakit, seperti batuk, flu atau demam, maupun yang tidak menunjukkan gejala atau asimptomatik.

Hal itu menyusul diperbaruinya pedoman Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, terkait pengujian yang tidak perlu dilakukan saat orang mungkin terpapar Covid-19 dari orang yang positif.

Seperti dilansir CNN, Rabu (26/8/2020), perubahan pedoman CDC itu dianggap membingungkan para dokter.

Sebab, dalam pedoman pengujian Covid-19, CDC mengatakan beberapa orang tanpa gejala mungkin tidak perlu diuji, jika mereka telah melakukan kontak dekat dengan seseorang yang terinfeksi virus.

Dokter UGD dan profesor kesehatan masyarakat di George Washington University, Dr Leana Wen mengatakan bahwa perubahan pedoman pengujian yang disampaikan CDC dianggapnya tidak masuk akal.

"Justru inilah (orang yang dicurigai terpapar Covid-19) yang harus dites," kata Dr Wen.

Perubahan pedoman ini, menurut pejabat senior kesehatan federal, adalah hasil dari tekanan pemerintahan Presiden AS Donald Trump.

Terkait pedoman pengujian virus corona, situs CDC sebelumnya menuliskan bahwa tes disarankan untuk semua kontak dekat orang dengan infeksi virus SARS-CoV-2. Karena potensi penularan tanpa gejala dan pra-gejala yang mungkin saja terjadi.

Namun, pada Senin lalu, pedoman itu telah diperbarui, yang menyatakan apabila orang melakukan kontak dekat dengan jarak 1,5-2 meter dengan seseorang yang terinfeksi Covid-19, setidaknya selama 15 menit tetapi tidak memiliki gejala, maka tidak perlu tes.

Kecuali seseorang yang rentan atau penyedia layanan kesehatan, atau pejabat kesehatan masyarakat setempat merekomendasikan untuk melakukan tes.

Menanggapi hal ini, pimpinan teknis Covid-19 WHO, Maria Van Kerkhove tidak menyebutkan situasi AS secara spesifik, seperti dilansir dari Science Alert yang dikutip dari AFP, Jumat (28/8/2020).

WHO telah merekomendasikan, apabila terjadi kontak dengan seseorang yang terkonfirmasi positif Covid-19, maka jika memungkinkan dilakukan tes, terlepas dari perkembangan gejala yang dialami.

"Kami tahu bahwa orang yang memiliki gejala dapat menularkan, dan kami tahu bahwa orang yang tidak memiliki gejala juga dapat menularkan virus," jelas Van Kerkhove.

Pedoman penanganan pandemi global ini oleh WHO telah dikembangkan, serta telah menyerahkan kewenangan strategi pengujian pada masing-masing negara.

Data kasus positif virus SARS-CoV-2 di dunia berdasarkan Worldometer saat ini telah mencapai lebih dari 24,6 juta kasus, dengan angka kematian mencapai 835.679 kasus.

Van Kerkhove mengatakan fokus pengujian Covid-19 yakni pada mereka yang mengalami gejala, terutama ketika menyelidiki kelompok kasus, maka pengujian mungkin perlu diperluas.

"Paling penting tes dijadikan peluang untuk menemukan kasus-kasus yang aktif, sehingga bisa diisolasi dan juga bisa dilakukan contact tracing. Ini sangat penting untuk memutus rantai transmisi (penularan virus corona)," jelas dia.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/08/28/170200123/cdc-perbarui-pedoman-who-tegaskan-terpapar-virus-corona-harus-tetap-dites

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke