Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bergosip, Salah Satu Reaksi Natural terhadap Pelanggaran Norma

KOMPAS.com - Pelanggaran norma sosial di masyarakat banyak terjadi dan dilakukan banyak orang. Namun, bagaimana reaksi yang dilakukan orang terhadap pelanggar norma?

Sekelompok ilmuwan internasional melakukan riset di 40 negara untuk mencari tahu bagaimana seseorang atau individu bereaksi terhadap orang yang melanggar norma di lingkungan masyarakat.

Rizqy Amelia Zein, dosen psikologi sosial di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya ikut meneliti dan mengkaji masalah tersebut. Dia melakukan studi di kota Indonesia, dengan responden yang kebanyakan adalah mahasiswa.

Menariknya, studi yang dilakukan Amel menemukan bahwa salah satu respons terhadap pelanggaran norma adalah dengan bergosip.

Kepada Kompas.com, dia mengatakan temuannya menunjukkan bahwa setidaknya ada tiga reaksi yang muncul saat melihat atau mengetahui seseorang melakukan pelanggaran norma.

Pertama, mengonfirmasi langsung. Kedua, avoiding atau menghindari orang yang melanggar norma. Ketiga, bergosip.

"Nah yang menarik, salah satunya adalah bergosip. Jadi ketika ada orang yang melanggar norma, itu dibicarakan dengan orang lain yang tidak ada kaitannya dengan si pelanggar norma ini. Ini sebagai sanksi sosial," kata perempuan yang akrab disapa Amel itu dihubungi Jumat (21/8/2020).

Amel mengatakan, di Indonesia bergosip dipersepsikan sebagai cara memberikan sanksi sosial yang negatif.

"Jadi subyek di Indonesia, lebih menilai secara positif pada orang yang mengkonfirmasi langsung," ungkapnya.

Dia menuturkan, bergosip merupakan cara natural yang biasa dilakukan seseorang ketika melihat ada sesuatu yang melanggar atau tidak sesuai dengan norma sosial yang berlaku di masyarakat.

Pada akhirnya, bergosip sebenarnya memiliki fungsi sebagai kontrol sosial, di mana kita menyesuaikan perilaku sesuai dengan standar yang ada di lingkungan sosial setempat.

"Kita enggak ingin jadi bahan gosip, sehingga kita menyesuaikan perilaku kita dengan norma setempat," imbuhnya.

Bergosip, reaksi yang dinilai negatif

Kendati bergosip merupakan reaksi natural yang muncul ketika mengetahui tindakan yang tidak sesuai norma, cara ini tergolong negatif.

"Jadi kita bereaksi pada sesuatu yang melanggar norma dengan cara melanggar norma juga," jelas Amel.

"Jadi perilaku kebanyakan gibah juga enggak disukai sebenarnya."

Dibanding bergosip, sebagian besar responden Amel beranggapan bahwa cara terbaik untuk bereaksi pada sesuatu yang melanggar norma adalah dengan mengkonfirmasi langsung.

Sebagai catatan, responden Amel untuk penelitian ini berdomisili di kota dan kebanyakan merupakan mahasiswa.

"Mungkin akan bias juga karena banyakan di kota dan sebagian besar mahasiswa," kata Amel memberi catatan.

Bergosip banyak ditemukan di lingkungan yang kuat

Dia menuturkan, bergosip banyak di temukan di lingkungan dengan budaya yang kuat.

"Ada masyarakat yang bereaksi sangat keras saat ada pelanggaran norma. Tapi ada juga yang sangat longgar. Pada respons bergosip, lebih ditemukan pada masyarakat yang norma kelompoknya cenderung sangat tight atau erat sehingga punya reaksi atau respons yang lebih keras saat melihat pelanggar norma," paparnya.

Dikatakan Amel, hal ini merupakan cara natural sebagai kontrol sosial aagr kita tidak melakukan hal yang sama seperti seseorang yang melanggar norma dan jadi bahan gunjingan.

"Jadi kontrolnya bukan pada orang yang melanggar norma, tapi pada orang yang menyaksikan (perilaku melanggar norma)," tutupnya.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/08/21/182900323/bergosip-salah-satu-reaksi-natural-terhadap-pelanggaran-norma

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke