Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Peneliti Temukan Plastik Bertahan Lebih dari 20 Tahun di Dasar Laut

KOMPAS.com - Studi menemukan, plastik yang digunakan sehari-hari dapat bertahan lebih dari 20 tahun di dasar laut. Hanya sedikit tanda-tanda kehancuran atau penurunan kualitas.

Studi yang telah dipublikasikan dalam jurnal Scientific Reports tersebut, bermaksud meneliti dampak dari perendaman plastik di laut dalam.

Melansir Science Alert, Senin (22/6/2020), para peneliti melihat dua sampel plastik yang diperoleh dari laut di kedalaman 4.150 meter di bawah permukaan Samudra Pasifik timur.

Peneliti menemukan sebagian besar plastik masih sepenuhnya utuh, dan juga memengaruhi komunitas mikroba yang tumbuh di permukaan plastik.

Tidak sulit memang untuk menemukan sampel plastik di lautan, namun cukup sulit untuk mendapatkan plastik yang memiliki tanggal akurat. Beruntungnya, dua sampel plastik tersebut memiliki perkiraan tanggal produksi.

Awalnya para peneliti menemukan wadah makanan berbahan plastik dan kaleng soda yang dibungkus dalam kantong plastik. Sampel yang dipilih dari sekian banyak sampah di dasar laut.

Berkat kode dan nama merek pada wadah makanan, dan fakta bahwa kaleng itu merupakan bagian dari edisi terbatas, tim akhirnya dapat memberi tanggal pada item-item tersebut antara tahun 1988 dan 1996.

Tampilan kaleng minuman soda masih sangat terjaga, terlihat dari label pada kaleng yang masih sangat jelas. Ini tak terlepas dari peran kantong plastik yang membungkusnya.

Setelah mendapatkan kedua plastik tersebut, para ilmuwan pun melakukan penelitian dengan analisis kimia dan bakteri dari benda-benda tersebut.

"Hasilnya, baik kantong plastik maupun wadah makanan tidak menunjukkan tanda-tanda fragmentasi atau bahkan degradasi," kata Ahli Biogeokimia Stefan Krause dari lembaga penelitian Geomar di Jerman.


Meskipun wadah dan kantong plastik tersebut memiliki bentuk dan jenis yang berbeda, namun dampaknya pada bakteri di sekitarnya ternyata sama.

Para ilmuwan menemukan, keanekaragaman mikroba jauh lebih rendah pada plastik daripada di sedimen dasar laut di sekitarnya.

Seperti yang diketahui, bahan kimia berbahaya keluar dari plastik yang terendam air, dan mungkin itulah yang jadi penyebab tidak banyak mikroba hidup pada plastik.

Kendati demikian, dua benda plastik tersebut merupakan ukuran sampel yang sangat kecil, sehingga perlu dilakukan studi lanjutan untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.

Sebanyak 60 persen dari sampah yang mengambang di laut diperkirakan adalah sampah plastik. Kini tim peneliti tengah mengerjakan proyek untuk mencari lebih detail di mana plastik yang di buang ke laut benar-benar berakhir.

"Studi ini juga membangun dasar penting untuk proyek baru kami, Hotmic (Horizontal and Vertical Oceanic Distribution, Transport, and Impact of Microplastics), di mana kami bertujuan untuk melacak limbah plastik yang memasuki lautan," kata Ilmuwan Kelautan Geomar Matthias Haeckel.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/06/22/130300723/peneliti-temukan-plastik-bertahan-lebih-dari-20-tahun-di-dasar-laut

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke