"Dan hasilnya tidak ada masalah," kata dia.
Gus Miftah menjelaskan, dirinya justru merasakan fungsi imun atau antibodi dalam tubuhnya sama sekali tidak terpengaruh.
Baca juga: Mengenal Hisab dan Rukyat, Dua Metode Penentuan Awal Ramadhan...
Oleh sebab itu, ia meyakini apa yang dikatakan Rasulullah SAW, berpuasa itu akan menyehatkan.
Lalu, apa lagi bukti orang berpuasa itu menyehatkan?
"Contohnya setiap ada orang yang akan melakukan operasi, itu pasti diwajibkan untuk melakukan puasa. mengapa demikian, karena puasa itu menyehatkan," pungkas dia.
Hal senada juga diungkapkan oleh Dosen Aqidah dan Filsafat Islam sekaligus Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama IAIN Surakarta, Dr H Syamsul Bakri.
Puasa Ramadhan, imbuhnya hukumnya adalah wajib, namun bagi orang-orang yang berhalangan dapat tidak melakukan puasa.
"Dispensasi untuk tidak berpuasa diperuntukkan orang sakit, musafir, ibu hamil, menyusui. Di era pandemi Covid-19, tentu bagi yang sakit boleh tidak berpuasa, apalagi imunitas pasien harus kuat," kata Syamsul.
"Ada kaidah fikih, menolak mafsadat (kerusakan) harus didahulukan daripada mendapatkan manfaat," imbuh dia.
Lebih lanjut Syamsul mengatakan bahwa dasar hukum kewajiban puasa Ramadhan ada di dalam surat Al Baqarah ayat 183.
Baca juga: Jadwal Imsakiyah dan Buka Puasa di Kota Medan Selama Ramadhan 1441 H/2020