Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ali Masykur Musa
Ketua Umum PP ISNU

Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PP ISNU) dan Pengasuh Pondok Pesantren Pasulukan Al-Masykuriyyah.

Hikmah Ramadhan: Zuhud

Kompas.com - 24/04/2020, 03:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh Ali Masykur Musa*

MEMASUKI bulan Ramadhan, banyak kajian-kajian tentangnya baik dari janji surga maupun sikap batiniyah, dan etika sosial.

Satu pelajaran yang mendalam dari bulan suci Ramadhan adalah agar kita bersikap zuhud dalam urusan dunia.

Sikap ini ditandai agar kita tidak mengejar gemerlap dunia dan bergelimpang harta benda, bahkan kita di minta untuk mengekang hawa nafsu, dan harta benda kitapun diminta untuk dibagi kepada sesama manusia melalui zakat, infaq, dan sedekah.

Baca juga: BREAKING NEWS: 1 Ramadhan 1441 H Jatuh pada Jumat 24 April 2020

Ayat-ayat Al Qur’an menegaskan tentang keutamaan akhirat ketimbang dunia. Al Qur’an menyatakan: wal akhiratu khairun wa abga (al-A’la/87:17), sesungguhnya kehidupan akhirat lebih baik dan lebih kekal.

Wamal hayatud dunya illa la’ibun wa lahwun wa ladarul akhiratu khairun lilladzina yattaqun (al-An’am/6:32, tidaklah kehidupan dunia kecuali permainan dan sendau gurau belaka dan sungguh negeri akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa.

Sejumlah ayat Al Qur’an yang menegaskan kehinaan dunia dan keutamaan akhirat mendasari lahirnya prinsip utama dalam tradisi sufi, yaitu zuhud.

Zuhud secara kebahasaan berarti berpaling dari sesuatu yang dianggap hina dan tak berharga. Dalam bahasa Arab, kalimat “syaiun zahidun” berarti “sesuatu yang hina”.

Baca juga: 7 Aplikasi Android Penunjang Ibadah Puasa di Bulan Ramadhan

Kata zuhud hanya muncul sekali dalam Al Qur’an yaitu dalam surat Yusuf (QS 12: 20), wa syarauhu bi tsamanin bakhsin darahima ma’dudah wa kanu fihi minaz zahidin (dan mereka menjual Yusuf dengan harga yang murah, hanya beberapa dirham saja, karena mereka menganggap Yusuf tidak berharga).

Rombongan kafilah yang menjual Yusuf dengan harga murah disebut dengan orang-orang yang zuhud, yakni orang-orang yang menganggap remeh.

Berangkat dari pengertian ini, zuhud adalah menganggap remeh dunia (tahqirud dunya) dan tidak berharga dibanding pencapaian yang sesungguhnya, yaitu cinta Allah dan kebahagiaan di negeri akhirat.

Apa yang dilakukannya di dunia bukan karena dia menginginkan dunia dan isinya, tetapi persiapan untuk meraih kehidupan akhirat. Letak zuhud di dalam hati, bukan di dalam penampakan lahir.

Seorang zahid tidak harus menjauhi dunia secara fisik, dengan mengucilkan diri dari kehidupan dunia dan masyarakat.

Seorang zahid bisa berujud seorang kaya yang berpakaian bagus, tetapi semua itu tidak membuat hatinya ta’alluq (bergantung) dan bermegah-megah kepada dunia.

Hatinya hanya menginginkan Allah dan akhirat dan menganggap remeh segala bentuk kepemilikan dunia. Sebaliknya, bukan seorang zahid orang yang mengucilkan diri ke gunung-gunung, berpakaian compang-camping, tetapi hatinya masih dipenuhi syahwat atas dunia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Berkah Ramadan, Momen Mulia dan Kelebihan Istimewa yang Tak Tergantikan

Berkah Ramadan, Momen Mulia dan Kelebihan Istimewa yang Tak Tergantikan

Ramadhan
Ramadhan Momentum Mengenalkan 'Halal Lifestyle' bagi Anak

Ramadhan Momentum Mengenalkan "Halal Lifestyle" bagi Anak

Ramadhan
Puasa Ramadhan Perkuat Kesejahteraan Mental dan Emosional

Puasa Ramadhan Perkuat Kesejahteraan Mental dan Emosional

Ramadhan
'Ekspedisi Batin' Ramadhan untuk Pemurnian Jiwa

"Ekspedisi Batin" Ramadhan untuk Pemurnian Jiwa

Ramadhan
Cahaya Ramadhan, Merenungi Kehidupan dalam Bulan Suci

Cahaya Ramadhan, Merenungi Kehidupan dalam Bulan Suci

Ramadhan
Ramadhan Sepanjang Tahun

Ramadhan Sepanjang Tahun

Ramadhan
Mengembangkan Diri Melalui Ibadah Ramadhan

Mengembangkan Diri Melalui Ibadah Ramadhan

Ramadhan
Ramadhan Stimulus Kepekaan Sosial

Ramadhan Stimulus Kepekaan Sosial

Ramadhan
Merengkuh Kemenangan Sejati

Merengkuh Kemenangan Sejati

Ramadhan
Sidang Isbat Tetapkan 1 Syawal Jatuh pada 2 Mei

Sidang Isbat Tetapkan 1 Syawal Jatuh pada 2 Mei

Ramadhan
Keistimewaan Puasa Ramadhan

Keistimewaan Puasa Ramadhan

Ramadhan
Puasa Ramadhan, Ketakwaan, dan Pancasila

Puasa Ramadhan, Ketakwaan, dan Pancasila

Ramadhan
Mudik Berkemajuan

Mudik Berkemajuan

Ramadhan
Meraih Ketakwaan dengan Puasa

Meraih Ketakwaan dengan Puasa

Ramadhan
Lailatul Qadar Ada Pada Diri Kita

Lailatul Qadar Ada Pada Diri Kita

Ramadhan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
icon-calculator

Kalkulator Zakat

Rp.
Rp.
Rp.
Minimal Rp6.644.868 per bulan
ornament calculator
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com