Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki Curigai Pembalakan Liar Jadi Penyebab Banjir Sumbar

Kompas.com - 12/03/2024, 10:30 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono meninjau langsung lokasi bencana banjir di Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat, Senin (11/3/2024).

Dalam tinjauannya, Basuki mencurigai adanya illegal logging atau penebangan liar di hutan yang menjadi penyebab banjir bandang terjadi. Kemungkinan penyebab banjir yang lain adalah hujan ekstrem.

"Kalau ada galodo atau banjir bandang, ada dua kemungkinan. Mungkin ada illegal logging di atas atau karena curah hujan yang ekstrem," ujar Basuki.

Padahal menurut Basuki, sebelumnya kualitas air di Pesisir Selatan sangat baik, tercermin dari tampilan air yang bening.

"Sebetulnya sebelum ada banjir, airnya juga bening. Saya lihat di Bendung Sawah Laweh yang nanti juga akan kita lihat, itu airnya bening. Pasti catchment-nya masih baik," tutur Basuki.

Sementara dilaporkan curah hujan di Kabupaten Pesisir Selatan sebelum bencana terjadi mencari 400 milimeter per hari.

Baca juga: Basuki Bantah Molornya Rusun Bikin Jumlah ASN Pindah ke IKN Berkurang

"Curah hujan yang esktrem itu kalau (menurut) BMKG lebih dari 150 milimeter per hari, itu sudah ekstrem. Ini katanya sampai 400 milimeter per hari," lanjut Basuki.

Pada kesempatan yang sama, Basuki menjelaskan bahwa Kementerian PUPR bertanggung jawab untuk menangani prasarana umum yang rusak, seperti jalan, jembatan, kantor, masjid, dan perumahan.

Terkait perumahan, Direktorat Jenderal Perumahan akan berkoordinasi dengan BNPB untuk menentukan penanganan yang tepat bagi masyarakat terdampak dengan kondisi rumah rusak ringan, sedang hingga berat.

Basuki menargetkan, pembersihan area terdampak bencana berlangsung satu minggu dan penanganan longsor di tebing sungai menggunakan sheet pile beres dalam dua minggu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com