JAKARTA, KOMPAS.com - Gadis cantik itu bernama "Jalan Layang Mohamed Bin Zayed (MBZ)". Disebut cantik, karena menghubungkan Jakarta dan Cikampek sebagai konsentrasi kawasan industri Nasional.
Sehingga, lalu lintas harian rerata (LHR) yang tercatat sekitar 447.000 kendaraan secara integratif dengan Tol Jakarta-Cikampek.
Karena itu, tak sekadar cantik, tol dengan konstruksi melayang sepanjang 38 kilometer ini juga ditahbiskan sebagai "gadis seksi".
Dari tol ini pula, PT Nusantara Infrasctructure Tbk (META) melalui entitas PT Marga Utama Nusantara (MUN) mencetak rekor transaksi akuisisi saham tol terbesar sepanjang sejarah, dengan nilai Rp 4,38 triliun.
META membeli saham PT Jasa Marga (Persero) Tbk di PT Jasamarga Jalan Layang Cikampek sebesar 40 persen yang Akta Jual Beli atau Sales Purchase Agreement (SPA)-nya secara resmi diteken pada 10 Oktober 2022.
Direktur Utama META Ramdani Basri menuturkan, sebelum sukses meminang Jasa Marga untuk sang "gadis cantik", pedekate yang dilakukan cukup lama, detail, hati-hati, dan sangat kompleks.
Baca juga: Tak Membebani Uang Negara, META Menyeruak di Antara Para Raksasa
"Meminang gadis cantik ini cukup lama, rumit, kompleksitasnya tinggi dan Jasa Marga hati-hati sekali. Meski akhirnya dapat juga. Gak mudah deal dgn BUMN. Sudah begitu, masih ditanya lagi, uangnya ada enggak?," seloroh Ramdani saat Seremoni Pembelian 40 Persen Kepemilikan Saham PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek, Rabu (21/12/2022).
Dengan pinangan ini, PT Jasa Marga (Persero) Tbk meraup dana segar Rp 4,38 triliun sebagai mahar yang dibayarkan PT Nusantara Infrastructure Tbk (META).
Mahar ini ditransfer sebanyak dua kali termin pembayaran. Pertama senilai Rp 800 miliar, dan kedua sekitar Rp 3,580 triliun.
Bahkan, Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk Subakti Syukur mengaku, saking besarnya uang ini, antara percaya dan tidak.
"Apalagi bayarnya dua kali. Kita butuh meyakinkan pemegang saham dengan proses yang cukup detail," ujar Subakti.
Asset recycling di sektor jalan tol ini, sangat membantu memberdayakan segala sumber, termasuk sumber daya finansial untuk dapat membangun lebih panjang lagi jalan tol di kawasan lainnya.
"Semoga kegiatan (transaksi saham) ini akan mendorong investor lainnya tertarik menyukseskan program asset recycling di sektor jalan tol di seluruh Indonesia," kata Basuki.
Ramdani melanjutkan, dengan peresmian ini, seluruh proses transaksi pembelian Jalan Layang MB sepenuhnya telah selesai dengan menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) yang berlaku.