Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Membebani Uang Negara, META Menyeruak di Antara Para Raksasa

Kompas.com - 30/11/2022, 23:02 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - "Akhirnya saya bisa merasakan mulusnya jalan tol dengan struktur layang di Makassar. Sebelumnya, saya melihat di televisi, tol-tol layang itu hanya ada di Jakarta," ungkap Ridho Akhmad.

Pegawai Kantor Pajak Makassar Selatan, Sulawesi Selatan, ini mengenang rasa gembiranya saat mencoba kali pertama berkendara di Tol Layang AP Pettarani, sepekan pasca diresmikan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Kamis (18/3/2021) lalu.

Menekan waktu tempuh perjalanan adalah alasan Ridho melintasi jalan bebas hambatan berbayar yang juga dikenal dengan sebutan Jalan Tol Ujungpandang Seksi 3, ini.

Sebelumnya, Ridho harus menempuh waktu sekitar 1 jam dan bergelut dengan kemacetan ketika melintasi jalan non-tol rute Maros-Makassar.

"Kini, hanya 30 menit. Cukup banyak waktu bagi saya untuk jumpa dan berkumpul kembali dengan keluarga di rumah," kata Ridho.

Baca juga: Nusantara Infrastructure Kaji Peluang Bangun Infrastruktur di IKN

Sementara, Pengamat Ekonomi Universitas Hasanuddin Agus Salim menilai jalan tol ini mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Makassar.

"Meski belum terlalu signifikan karena masih harus diuji oleh waktu dan kapasitas jalan belum termanfaatkan seratus persen, tapi peran strategisnya ada dalam mendorong pertumbuhan ekonomi," papar Agus kepada Kompas.com, Rabu (30/11/2022).

Jalan Tol Layang AP Pettarani adalah satu dari lima portofolio jalan tol yang dimiliki oleh PT Nusantara Infrastructure Tbk atau META.

Hingga November 2022, melalui entitas anak PT Marga Utama Nusantara (MUN), tol kelolaan META mencapai total panjang sekitar 76,85 kilometer.

Mencakup Tol Serpong-Ulujami (BSD) sepanjang 7,25 kilometer, dan Tol Akses Pelabuhan Makassar sepanjang 10,03 kilometer.

Kemudian Tol Ujungpandang Seksi 1-3 yang membentang 11,57 kilometer, Jalan Lingkar Barat I sepanjang 10,00 kilometer, dan Tol Layang MBZ sepanjang 38 kilometer. 

Dengan lima portofolio ini menjadikan META sebagai perusahaan swasta ketiga dengan konsesi dan pengelolaan tol terpanjang di Indonesia.

Hal ini membuktikan, bahwa META mampu menyeruak di antara para raksasa dan nama-nama besar perusahaan lain seperti Astra Infra dengan konsesi dan kelolaan 357,6 kilometer, dan PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk sepanjang 101 kilometer.

Terlebih bila dibandingkan dengan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) milik negara macam PT Jasa Marga (Persero) Tbk, PT Hutama Karya (Persero), dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk.

Selain itu, patut dicatat pula bahwa dalam merealisasikan pembangunan jalan tol ini, META diketahui tidak membebani Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN).

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com