Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jakarta Krisis Gedung Perkantoran Ramah Lingkungan, Hanya 18 Bersertifikat Hijau

Kompas.com - 07/07/2022, 14:30 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagai Ibu Kota sekaligus pusat perekonomian Indonesia, Jakarta bisa dikatakan krisis gedung perkantoran ramah lingkungan.

Berdasarkan laporan Knight Frank Indonesia, saat ini hanya ada 18 gedung perkantoran bersertifikat hijau di dalam dan luar Central Business District (CBD) Jakarta.

Untuk sebarannya, 15 gedung bersertifikat hijau ada di dalam CBD dan 3 lainnya di luar CBD.

Untuk di dalam CBD, gedung bersertifikat hijau tersebut memiliki total luas 893.554 meter persegi atau 13 persen dari total populasi ruang kantor di wilayah ini.

Hal ini mungkin disebabkan oleh harga sewa hingga harga pemeliharaan bulanan yang lebih besar dibandingkan dengan gedung perkantoran biasa.

Baca juga: Ruang Kosong Perkantoran CBD Jakarta Bakal Terus Bertambah

Pada 2021 tercatat bahwa harga sewa per meter persegi per bulan untuk ruang kantor berkriteria Environmental, Social, and Governance (ESG) di CBD Jakarta Rp 304.461.

Sementara harga sewa ruang kantor non-ESG hanya sebesar Rp 240.106 per meter persegi per bulannya.

Sedangkan untuk biaya pemeliharaan gedung perkantoran ESG tercatat 25 persen lebih tinggi dari kantor non-ESG.

Artinya, hal tersebut akan berimbas ke tingkat hunian yang hanya mencapai 70,6 persen atau sedikit lebih rendah dari gedung kantor non-ESG.

Di sisi lain, Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia Syarifah Syaukat mengatakan, permintaan untuk ruang kantor ESG masih didominasi oleh perusahaan multinasional (MNC).

Baca juga: Kawasan Perkantoran di IKN Seluas 471 Hektar, Begini Rencana Tata Ruangnya

Kendati demikian, permintaan akan ruang perkantoran ESG cenderung tumbuh dengan stabil.

"Kepedulian para MNC untuk memiliki portofolio aset hijau yang berkelanjutan membuktikan komitmen mengimplementasikan rencana mitigasi dampak perubahan iklim untuk mencapai net zero carbon pada tahun 2030," jelasnya dalam rilis.

Dari sisi keuntungan, gedung perkantoran ESG memiliki nilai lebih besar 10 persen dibandingkan dengan non-ESG.

Operasional gedung ESG juga mampu menghemat 30-40 persen penggunaan energi dan 20-30 persen penggunaan air.

Menanggapai hal ini, Associate Director Occupier Strategic & Solutions Knight Frank Indonesia Rina Martianti mengungkapkan, occupier yang mencari ruang kantor ESG di Jakarta masih relatif segmented meski terus tumbuh setiap tahunnya.

"Sementara itu di ranah regional dan global, keberadaan gedung kantor berbasis ESG menjadi salah satu prioritas dari investor maupun occupier,” tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com