Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasokan Baru dan Hybrid Working Bikin Okupansi Perkantoran Turun Drastis

Kompas.com - 06/04/2022, 13:30 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tingkat hunian atau okupansi perkantoran pada kuartal I-2022 tercatat mengalami penurunan secara drastis.

Berdasarkan laporan Colliers International Indonesia, penurunan okupansi perkantoran di Central Business District (CBD) terjadi sebesar 3 persen secara kuartalan menjadi 75,3 persen.

Sedangkan okupansi di kawasan non-CBD mengalami penurunan 3,9 persen secara kuartalan dan berada pada tingkat yang sama dengan CBD, yakni 75,3 persen.

Senior Associate Director Colliers International Indonesia Ferry Salanto mengatakan, faktor yang menyebabkan hal ini terjadi adalah masuknya suplai perkantoran secara perlahan.

“Jadi kalau suplai itu masuk dalam keadaan belum terlalu baik saat dia beroperasi atau okupansinya belum terlalu baik, itu bisa mempengaruhi tingkat hunian keseluruhan,” jelas Ferry dalam webinar Real Estate Market Update Jakarta-Bali Q1 2022, Rabu (6/4/2022).

Baca juga: Salah Satu Gedung Perkantoran Terbaik Dunia Ada di Jakarta

Sementara faktor yang paling menentukan penuruan tingkat okupansi adalah pengurangan luas perkantoran oleh beberapa perusahaan yang menerapkan sistem hybrid working.

Diperkirakan, okupansi akan mampu bergerak naik hingga menyentuh 77 persen pada akhir tahun 2022 seiring dengan beberapa sektor industri yang akan menjadi penggerak.

Adapun sektor industri penggerak yang dimaksud adalah perusahaan e-commerce, fintech dan social media platform.

Perusahaan-perusahaan itu menjadi salah satu yang aktif mencari ruang perkantoran dalam jumlah yang tidak sedikit.

“Kami berharap bahwa tahun ini akan ada perbaikan okupansi dengan aktifnya perusahaan-perusahaan tersebut dalam mencari ruang kantor,” tambah Ferry.

Baca juga: WFH Berlanjut, Masihkah Perkantoran Dibutuhkan?

Selain sektor industri, pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 4,8 persen menjadi 5 persen yang semakin stabil juga berpengaruh terhadap proyeksi ini.

Hal ini menyusul korelasi yang tinggi antara kecepatan penyerapan sektor perkantoran dengan kecepatan pertumbuhan ekonomi.

Dalam kuartal ini, terlihat dua proyek yang resmi beroperasi dan menambah total pasok di CBD menjadi 7,04 juta meter persegi, yakni PNM Tower dan Menara BRI.

Sedangkan di kawasan non-CBD, Pondok Indah Office Tower 5 dan Maritime Tower menambah pasok menjadi 3,70 meter persegi.

Untuk ke depannya, masih belum terdapat proyek baru yang diperkenalkan dan gedung baru masih berasal dari penyelesaian proyek yang tengah dibangun.

Pengembang juga masih dalam posisi siaga untuk memperkenalkan proyek baru pada tahun ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com