JAKARTA, KOMPAS.com - Ruang-ruang kosong perkantoran di Central Business District (CBD) Jakarta akan terus meluas hingga akhir tahun 2022.
Hal ini menyusul riset Colliers Indonesia yang melaporkan tingkat hunian perkantoran di CBD Jakarta hanya berkisar 72 persen atau seluas 5,9 juta meter persegi.
Ini artinya, akan terjadi kekosongan ruang perkantoran hingga 28 persen sampai penghujung tahun ini atau sekitar 2,1 juta meter persegi.
"Proyeksi kita untuk occupancy (hunian) kalau kita lihat, kemungkinan ini trennya akan turun hingga akhir tahun 2022. Jadi, tingkat hunian itu akan menuju angka 72 persen," jelas Head of Research Colliers Indonesia Ferry Salanto dalam webinar, Rabu (6/7/2022).
Sementara okupansi perkantoran di CBD Jakarta hanya 74,9 persen selama Kuartal II tahun 2022 ini.
Baca juga: 20 Hektar Perkantoran Baru Masuk Kawasan CBD Jakarta
Dengan fenomena tersebut, ruang perkantoran di CBD pada akhir tahun ini diprediksi masih belum menggembirakan.
"Belum sesuai dengan apa yang kita perkirakan (tingkat hunian perkantoran CBD Jakarta)," kata Ferry singkat.
Lantas, apa yang sebenarnya terjadi dengan pasar perkantoran CBD Jakarta?
Ferry menjelaskan, hal ini disebabkan oleh kegiatan relokasi ruang kantor maupun ekspansi para tenant (penyewa).
Menurut Ferry, mereka yang baru membuka bisnis ini biasanya relatif sedikit menyewa ruang perkantoran.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.