Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Runner-Up Sayembara Kompleks Istana Wapres IKN, "Huma Betang Umai" Sarat Kearifan Masyarakat Dayak

Kompas.com - 05/07/2022, 19:30 WIB
Suhaiela Bahfein,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Para pemenang sayembara konsep perancangan kawasan dan bangunan gedung di Ibu Kota Nusantara (IKN) telah diumumkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Selasa (28/6/2022).

Rancangan bangunan gedung yang disayembarakan terdiri dari Kompleks Istana Wakil Presiden (Wapres), Perkantoran Legislatif, Yudikatif, serta Peribadatan.

Sayembara konsep perancangan kawasan dan bangunan gedung di IKN mulai dibuka pada 28 Maret 2022 lalu.

Kemudian proses penjurian Tahap 1 berlangsung pada 6 Juni 2022-10 Juni 2022 untuk menentukan tiga desain terbaik.

Selanjutnya pemeringkatan tiga karya terbaik pada 20 Juni 2022-22 Juni 2022 lalu. Setelah itu, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono bersama dewan juri menetapkan karya pemenangnya.

Salah satu pemenangnya adalah karya Huma Betang Umai yang meraih juara dua pada kategori Istana Wapres.

Konsep desain Huma Betang Umai dirancang oleh SHAU sebagai lead architects, serta APTA dan Studio Cilaki 45 sebagai partners.

Mereka yang terlibat adalah Daliana Suryawinata dan Florian Heinzelmann dari SHAU, Andre Kusprianto dan Priyanto dari APTA, serta Dicky Handrianto dari Studio Cilaki 45.

Baca juga: Daftar Lengkap Pemenang Sayembara Istana Wapres hingga Kantor Legislatif IKN

Kemudian, para arsitek lain yang terlibat adalah Aditya Kusuma, Aprilea Sofiastuti Ariadi, Ben Kurniawan, Hoseo Viadolorosa.

Selanjutnya, Penny Ariesanty Damar dan Pandu Dwi Cahyo mengerjakan lanskap, Yadi Mulyadi
Asep Suharta, Muhammad Aminudin untuk struktur dan mechanical, electrical, and plumbing (MEP).

Sementara untuk maket dirancang oleh Muhammad Ichsan, Muhammad Arkan Haqqi, serta Zaky Abdullah Muhammad.

Daliana menjelaskan, proses pengerjaan desain tersebut dilakukan kurang lebih satu bulan sejak aanwijzing hingga pemasukan karya.

"Kurang lebih sebulan sejak aanwijzing sampai pemasukan karya," jelas Daliana kepada Kompas.com, Senin (4/7/2022).

Mereka mengatakan, konsep Huma Betang Umai merupakan istana rumah panjang di atas bukit dan didesain secara sirkuler, serta hemat energi.

Selain itu, terdapat ruang terbuka hijau (RTH), konservasi hutan asli dan reforestasi ke arah hutan heterogen. Sehingga, dapat menjadi contoh tipologi arsitektur tropis yang regeneratif dan berkelanjutan.

Huma Betang Umai.Dok. Instagram.com/shauarchitects Huma Betang Umai.
Sebagaimana diketahui, Rumah Panjang merupakan salah satu arsitektur tradisional Indonesia terbaik.

Model rumah ini merupakan kearifan lokal masyarakat Dayak di Kalimantan yang menganut filosofi kerukunan dengan diri sendiri, sesama, dan alam.

Mereka menilai, konsep ini cocok dengan konteks lokasi Istana Wapres yang merupakan bukit berkontur.

"Sehingga, strategi desainnya adalah memposisikan bangunan utama di puncak bukit dan bangunan-bandung pendukung berteras-teras hijau ke bawah mengikuti kemiringan," tambah Florian.

Baca juga: Lingkar Demokrasi Juara 3 Sayembara Kantor DPR di IKN, Ini Makna Konsep Desainnya

Desain kompleks Istana Wapres ini menganut konsep performatif terpadu dan sesuai dengan key performance index (KPI) masterplan IKN.

Karena, orientasi massa bangunan penting untuk meminimalisasi pemanasan pada permukaan barat dan timur, memanfaatkan arah angin dari selatan, sekaligus optimalisasi pemandangan terbaik ke arah kebun raya.

Kemudian, untuk atap lebar di puncak bukit berfungsi untuk memanen energi matahari yang dilengkapi dengan balkon dan teras sebagai peneduhan atau self-shading.

Maksimalisasi penghawaan silang dan pencahayaan alami bisa dihadirkan melalui courtyard (halaman).

Oleh karena itu, sistem penghawaan dibuat hybrid dengan air conditioner (AC) dan kipas angin, juga pendinginan evaporatif dengan kolam reflektif.

Jadi, akan hadir keterhubungan antar-bangunan dengan konsep selasar lingkar atau circular elevated walkway yang menghubungkan bangunan utama, masjid, sekretariat dan bangunan-bangunan pendukung. 

Huma Betang Umai.Dok. Instagram.com/SHAU Huma Betang Umai.
Untuk pembangunannya, Huma Betang Umai menggunakan material lokal kombinasi beton bertulang dan kayu untuk kekokohan dan kemudahan konstruksi.

Namun, juga tetap ramah dan nyaman menggunakan kayu eucalyptus yang diambil dari lokasi dan kayu bersertifikat lainnya.

Konsepnya pun juga mengedepankan pelestarian pohon-pohon adat, langka, dan endemik seperti pasak bumi, akar kuning, kayu ulin, tengkawang, belimbing ucong, durian merah, serta anggrek hitam dan bulan bintang.

Istana Wapres ini dilengkapi dengan danau retensi untuk menampung air (zero-run off) dengan fungsi rekreatif untuk publik di kaki bukit.

"Sampah dikurangi dan dipilah dan yang organik disalurkan ke biodigester. Air limbah abu dan hitam dipisah dan dilakukan treatment (perawatan)," tutur Florian.

Baca juga: Mengupas Desain Aku Rukun, Juara 2 Sayembara Kompleks Ibadah IKN

Untuk bangunan-bangunan kesekretariatan didesain sebagai contoh reformasi birokrasi dengan konsep open office (kantor terbuka). Tak lupa, ada tribun di lobby sekretariat yang dapat digunakan untuk berbagai kegiatan.

Menurut Daliana dan Florian, Huma Betang Umai juga merupakan representasi keramahtamahan yang merupakan kepribadian khas Indonesia.

Sehingga, dibuat tangga monumental dengan taman dan galeri outdoor rekam jejak Wapres dengan funicular untuk akses difabel dan VIP untuk memberikan penghormatan untuk pejalan kaki, serta entrance (pintu masuk) sekretariat di sisi Barat.

Desain ini juga memunculkan kolam reflektif yang menampung air hujan untuk memberikan efek dramatis di sisi utara dan selatan.

Huma Betang Umai.Dok. SHAU/Daliana Suryawinata Huma Betang Umai.
Dengan begitu, pintu masuk utama untuk istana dan drop-off (pemberhentian) untuk Wapres dan tamu undangan berada di sisi Timur.

"Kemegahan yang tetap bersahabat adalah pesan yang ingin disampaikan," sambung Daliana dan Florian.

Keduanya berpendapat, aspek keberlanjutan dan sirkuler harus menjadi norma baru di IKN.

"Bahkan, kalau bisa ke arah karbon negatif dan regeneratif untuk memberikan contoh bagi kota-kota lain di dunia," tutur merek.

Atap istana Huma Betang Umai juga dapat mengakomodasi 4.000 buah panel surya 500 watt dengan peak power sebesar 2.000 kilo watt peak (kWP).

Artinya, ini menghasilkan energi 2.800 mega watt hour (mWH) per tahun (dengan data 1.400 kWh/kWp/tahun).

Baca juga: Bakal Ada Pangkalan Udara VVIP di IKN, BPN Kaltim Bakal Gelar PTPR

Jadi, dapat menyediakan listrik terbarukan sebesar 125 persen untuk bangunan istana, termasuk bagi rumah dan kantor Wapres.

Ini dalam kata lain, masih terdapat surplus sebesar 25 persen yang dapat disalurkan ke bangunan sekretariat.

Alasannya, penghawaan alami tidak selalu cukup nyaman di hari-hari panas di IKN, maka untuk mencapai suhu 25 derajat celsius-27 derajat celsius diperlukan sistem hybrid kipas angin dan AC untuk mencapai kenyamanan optimal.

"Kebutuhan listrik ini sudah diperhitungkan cukup menggunakan panel surya dari atap istana, mereferensi konsumsi energi bangunan National University of Singapore (NUS) yaitu SDE4, sebagai contoh bangunan hijau dengan penggunaan AC hybrid di Singapura," tutup Daliana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com