Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Runner-Up Sayembara Kompleks Istana Wapres IKN, "Huma Betang Umai" Sarat Kearifan Masyarakat Dayak

Kompas.com - 05/07/2022, 19:30 WIB
Suhaiela Bahfein,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

Untuk bangunan-bangunan kesekretariatan didesain sebagai contoh reformasi birokrasi dengan konsep open office (kantor terbuka). Tak lupa, ada tribun di lobby sekretariat yang dapat digunakan untuk berbagai kegiatan.

Menurut Daliana dan Florian, Huma Betang Umai juga merupakan representasi keramahtamahan yang merupakan kepribadian khas Indonesia.

Sehingga, dibuat tangga monumental dengan taman dan galeri outdoor rekam jejak Wapres dengan funicular untuk akses difabel dan VIP untuk memberikan penghormatan untuk pejalan kaki, serta entrance (pintu masuk) sekretariat di sisi Barat.

Desain ini juga memunculkan kolam reflektif yang menampung air hujan untuk memberikan efek dramatis di sisi utara dan selatan.

Dengan begitu, pintu masuk utama untuk istana dan drop-off (pemberhentian) untuk Wapres dan tamu undangan berada di sisi Timur.

"Kemegahan yang tetap bersahabat adalah pesan yang ingin disampaikan," sambung Daliana dan Florian.

Keduanya berpendapat, aspek keberlanjutan dan sirkuler harus menjadi norma baru di IKN.

"Bahkan, kalau bisa ke arah karbon negatif dan regeneratif untuk memberikan contoh bagi kota-kota lain di dunia," tutur merek.

Atap istana Huma Betang Umai juga dapat mengakomodasi 4.000 buah panel surya 500 watt dengan peak power sebesar 2.000 kilo watt peak (kWP).

Artinya, ini menghasilkan energi 2.800 mega watt hour (mWH) per tahun (dengan data 1.400 kWh/kWp/tahun).

Baca juga: Bakal Ada Pangkalan Udara VVIP di IKN, BPN Kaltim Bakal Gelar PTPR

Jadi, dapat menyediakan listrik terbarukan sebesar 125 persen untuk bangunan istana, termasuk bagi rumah dan kantor Wapres.

Ini dalam kata lain, masih terdapat surplus sebesar 25 persen yang dapat disalurkan ke bangunan sekretariat.

Alasannya, penghawaan alami tidak selalu cukup nyaman di hari-hari panas di IKN, maka untuk mencapai suhu 25 derajat celsius-27 derajat celsius diperlukan sistem hybrid kipas angin dan AC untuk mencapai kenyamanan optimal.

"Kebutuhan listrik ini sudah diperhitungkan cukup menggunakan panel surya dari atap istana, mereferensi konsumsi energi bangunan National University of Singapore (NUS) yaitu SDE4, sebagai contoh bangunan hijau dengan penggunaan AC hybrid di Singapura," tutup Daliana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com