Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Desain Istana Negara IKN Dinilai Hanya Cocok Jadi Museum Burung

Kompas.com - 17/06/2022, 16:00 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nyoman Nuarta belum lama ini membagikan rancangan final Kawasan Istana Kepresidenan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Melalui unggahan di akun media sosialnya, nampak desain Istana Kepresidenan berbentuk burung garuda lengkap dengan lingkungan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP).

Desain tersebut telah disetujui oleh Presiden Joko Widodo dan ditargetkan siap digunakan sebagai lokasi perayaan Peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 2024.

Nyoman mengatakan, pemilihan burung garuda dengan sayap membentang di sisi kanan kiri bukan tanpa alasan.

"Indonesia memiliki lebih dari 1.000 suku bangsa. Ini tidak mungkin diserap di satu bentuk bangunan. Maka dari itu saya pilih garuda," kata Nyoman.

Baca juga: Pemindahan IKN di Tengah Pandemi, Hajat Publik atau Ambisi Politisi?

Pembangunannya pun diklaim tidak mengabaikan aspek lingkungan. Ini didukung oleh penjelasan bahwa Istana Kepresidenan IKN Nusantara telah menerapkan unsur ekologis hemat energi.

Namun, jika merujuk pada desain final yang dibagikan, KIPP IKN Nusantara masih belum ramah transportasi publik dan pedestrian.

Terkait hal ini, Associate Professor Program Sosiologi di Nanyang Technological University Sulfikar Amir berpendapat, desain final gedung-gedung pemerintahan pusat tersebut kurang pantas dan kurang tepat jika disebut sebagai Istana Negara.

“Konsep dan estetika yang menurut saya tidak memenuhi visi masyarakat dan bangsa Indonesia di usia 100 tahun,” ucapnya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (16/6/2022).

Jelasnya, apabila berbicara tentang Indonesia pada tahun 2045, banyak hal yang tentunya telah berubah.

Baca juga: Di Bawah Komando Hadi, Pembebasan Lahan IKN Bakal Di-gaspol

Seharusnya Istana Kepresidenan dan seluruh IKN dirancang untuk mengantisipasi dan merefleksikan semangat zaman itu.

Hal tersebut berbanding terbalik dengan desain final Istana Negara yang justru merefleksikan suatu visi yang telah usang, termasuk dari sisi estetika.

Bangunan tersebut didesain secara harfiah membentuk burung garuda yang terkesan angkuh, sangat mewah, sangat mahal dan sangat tertutup.

Jokes saya ke teman-teman begini, mungkin ini lebih cocok untuk menjadi museum burung daripada Istana Negara karena tidak berwibawa, tidak merefleksikan cita-cita bangsa Indonesia sebagai bangsa yang demokratis, majemuk dan maju,” tambahnya.

Terlebih, lanskap yang dibuat tidak menyediakan ruang untuk berinteraksi secara bebas dan tidak menunjukkan semangat The Forest City yang selama ini terus dipromosikan oleh pemerintah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Ada yang Sempurna, Ini Kekurangan Tinggal di Penthouse

Tak Ada yang Sempurna, Ini Kekurangan Tinggal di Penthouse

Apartemen
Awas Kena Denda, Pengguna Jalan Tol Wajib Daftar Aplikasi MLFF Cantas

Awas Kena Denda, Pengguna Jalan Tol Wajib Daftar Aplikasi MLFF Cantas

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Flores Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Flores Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belu: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belu: Pilihan Ekonomis

Perumahan
MLFF Resmi Jadi Salah Satu Sistem Transaksi Jalan Tol

MLFF Resmi Jadi Salah Satu Sistem Transaksi Jalan Tol

Berita
Mengenal Penthouse, Tipe Unit Paling Eksklusif di Apartemen

Mengenal Penthouse, Tipe Unit Paling Eksklusif di Apartemen

Apartemen
Tahun Ini, BPD DIY akan Salurkan 100 Unit KPR FLPP

Tahun Ini, BPD DIY akan Salurkan 100 Unit KPR FLPP

Hunian
Pengembang Rumah Subsidi Desak Prabowo Bentuk Kementerian Perumahan Rakyat

Pengembang Rumah Subsidi Desak Prabowo Bentuk Kementerian Perumahan Rakyat

Berita
Tahun Ini, Central Group Targetkan Penjualan Rp 1,8 Triliun

Tahun Ini, Central Group Targetkan Penjualan Rp 1,8 Triliun

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lembata: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lembata: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Tol Bocimi Kelar Diperbaiki Permanen Sebelum Libur Akhir Tahun Ini

Tol Bocimi Kelar Diperbaiki Permanen Sebelum Libur Akhir Tahun Ini

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Manggarai Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Manggarai Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lombok Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lombok Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lombok Barat: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lombok Barat: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Sengkarut Korupsi Tol MBZ, Lelang Proyek Diatur, Kualitas Material Dipangkas

Sengkarut Korupsi Tol MBZ, Lelang Proyek Diatur, Kualitas Material Dipangkas

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com