Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

JPO Estetik Tanpa Atap Dianggap sebagai Upaya Pemprov Jakarta Penuhi Kebutuhan Selfie Warga

Kompas.com - 03/01/2022, 21:10 WIB
Ardiansyah Fadli,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Arsitek dan Ahli Tata Kota Bambang Eryudhawan mengatakan Jembatan Penyeberangan Orang atau JPO tanpa atap yang dibangun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di Kawasan Sudirman-Thamrin, Jakarta Pusat, merupakan sebuah terobosan yang mesti diapresiasi. 

Menurutnya, tak sekadar menjadi fasilitas umum, JPO tanpa atap ini dapat menjadi spot hiburan dan rekreasi menarik untuk bisa menikmati panorama lansekap gedung-gedung tinggi pencakar langit di Ibu Kota. 

"Makanya wajar JPO ini ramai didatangi banyak orang. Bahkan yang datang itu bukan hanya para pekerja yang ada di kawasan tersebut," kata Yudha saat dihubungi Kompas.com, Senin (03/02/2022).

Baca juga: Pemprov DKI Bangun JPO Estetik Tanpa Atap, Ini Kata Ahli Tata Kota

Yudha menilai, Pemprov DKI Jakarta dalam hal ini justru cakap melihat peluang. Pasalnya, jalan di Kawasan Sudirman-Thamrin terbilang estetik dan dapat menjadi daya tarik pengunjung yang datang terutama untuk mengabadikan momen, mengambil foto dan mengunggahnya di media sosial.  

"Artinya Pak Gubernur Anies pintar melihat peluang. Selfie itu kan sudah jadi kebutuhan. JPO tanpa atap jadi bukan sekadar untuk menyeberang, tetapi untuk memfasilitas orang-orang yang datang dari luar kota mengabadikan momen, selfie di sana," tutur Yudha.

Lain halnya jika JPO yang dibangun di kawasan tersebut menggunakan atap, panorama gedung-gedung perkotaan justru akan terhalang oleh tiang-tiang dan atap JPO. 

Selain itu, JPO dengan atap juga sering kali digunakan hanya sebagai tempat untuk berteduh saat hujan. Parahnya, JPO juga dijadikan sebagai lapak jualan para pedagang liar hingga  tempat tidur. 

Hal itu tentu membuat orang justru enggan menggunakan JPO. Alasannya karena takut dan menyeramkan, kumuh dan tidak digunakan sesuai fungsinya.

"Jembatan kan buat nyeberang, bukan berteduh. Kalau foto-foto itu nilai tambahnya. Lagi pula orang kan bisa bawa payung kalau ingin tidak kehujanan dan kepanasan," ucapnya. 

Lagipula, kata Yudha, JPO tanpa atap juga banyak dibangun di berbagai negara seperti Hong Kong, Jepang, dan Korea Selatan. Salah satu faktornya juga karena alasan estetika dan efisiensi.

"Kalau dibuat atap itu kan ongkos lagi, tapi pada dasarnya kalau dibuat tanpa atap juga nggak masalah kan tujuannya juga buat nyebrangin orang bukan untuk berteduh," ucapnya.

Hanya, dia menilai, tidak semua JPO harus dibangun tanpa atap dan tidak semua lokasi layak dibangun JPO.

JPO tidak cocok dibangun di area jalan yang tidak terlalu lebar. Dia menyarankan, dari pada membangun JPO sebaiknya membangun zebracross.

"Malah JPO itu sebaiknya jangan dibangun di area jalan yang lebarnya hanya misal 15 sampai 20 meter saja. Karena pasti nggak efisien, orang milik nyebrang jalan dari pada ke JPO," imbuh Yudha.

Sebelumnya, JPO tanpa atap yang ada di Karet Sudirman, Jakarta Pusat, ramai diperbincangkan warganet di media sosial.

Wajah JPO Karet ini tak seperti JPO pada umumnya. JPO ini dibangun tanpa atap dan didesain menyerupai Kapal Pinisi Khas Makassar.

"Kalau begini makin betah jalan kaki di Jakarta. Jakarta rasa Korea. Semoga yang dipercantik bukan hanya yang di kota ya, yang di pelosok juga diperbaiki," kata salah seorang warganet dengan akun @Amsikana, Minggu (03/01/2021).

Meski demikian dibangunnya JPO tanpa atap ini juga menimbulkan pro dan kontra. Sejumlah warga net menyesali adanya JPO tanpa atap ini yang justru tidak akan melindungi para pejalan kaki dari cuaca panas dan hujan.

"Jembatannya bagus. Sayang nggak ada atapnya. Jakarta kalau musim panas mataharinya terik loh. Pun kalau hujan tanpa atap begitu pasti kuyup," kata akun @enodimedjo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com