Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Andreas Lucky Lukwira
Penggiat @Naikumum dan Pengamat Bus

Penggiat @Naikumum dan Pengamat Bus

Kecelakaan Transjakarta, Pola Kerja Pengemudi, dan Ketiadaan Petugas Onboard

Kompas.com - 25/10/2021, 20:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

BERITA DUKA terjadi pagi tadi, Senin 25 Oktober 2021. Dua orang meninggal akibat tabrakan dua bus Transjakarta di shelter Cawang Ciliwung.

Kedua bis dengan kode BMP 240 dan BMP 211 melayani rute koridor 9 Pluit-Pinangranti. Korban meninggal merupakan seorang pengemudi dan penumpang. Sementara belasan lainnya menderita luka-luka.

Terkait penyebab kecelakaan, tentu kita perlu menunggu hasil investigasi Ditlantas Polda Metro Jaya yang melakukan tindakan awal pasca-kecelakaan bersama unsur lain seperti Pemadam Kebakaran.

Namun, spekulasi yang beredar adalah penyebab kecelakaan antara pengemudi Transjakarta yang menabrak, terkena serangan jantung sehingga bus melaju tanpa kendali, atau kemungkinan lain yakni pengemudi mengantuk.

Mengantuk maupun serangan jantung bisa menyerang semua orang, sekalipun memiliki pola kerja dan makan sehat. Sedangkan pola hidup awak angkutan umum di Jakarta, khususnya bus, jauh dari kata baik.

Pengalaman penulis menjadi kru bus kota di Jakarta, biasanya sudah harus ke pool sejak dini hari, yakni sekitar pukul 03.00 WIB.

Kenapa pagi sekali? Karena untuk segera mengisi antrean bis di terminal. Selain itu, Jakarta sebagai kota Metropolitan sudah biasa aktif sejak matahari belum muncul.

Kemudian pekerjaan berlanjut sepanjang hari. Siang hari beban kerja sedikit berkurang karena memang bukan “jam sewa” atau bahasa kerennya rush hours. Namun beban kerja semakin meningkat ketika sore hari.

Kami baru masuk pool pada malam hari, ketika penumpang pulang kerja sudah mulai habis. Namun untuk beberapa rute “gemuk”, krus bus baru bisa masuk pool saat malam telah larut.

Soal makan? Tentu saja tidak bisa teratur. Belum lagi masalah gizi dan nutrisi yang belum tentu juga terpenuhi.

Pola Kerja Pramudi Transjakarta

Bagaimana dengan pola kerja pramudi Transjakarta? Kurang lebih sama, namun bedanya sistem kerja Pramudi Transjakarta lebih manusiawi karena menerapkan shifting, sehingga jam kerja tidak “sesadis” bus reguler.

Meski begitu, ritual menjemput bus dini hari dan mengantarkan bus larut malam bukan berarti tidak ada pada sistem kerja Transjakarta. Artinya pola kerja pramudi Transjakarta cukup berat.

Secara kasatmata kita bisa lihat dari adanya bus Transjakarta yang sudah siaga sejak sebelum jam operasional reguler yakni pukul 05.00 WIB dimulai dan masih banyaknya bus antre solar/BBG pada malam hari sebelum mereka masuk pool.

Dengan pola kerja tersebut, maka pramudi juga rentan terserang berbagai penyakit, termasuk penyakit jantung yang menjadi salah satu dugaan penyebab terjadinya kecelakaan pagi tadi.

Sepanjang ingatan penulis, adanya pengemudi bus yang meninggal karena serangan jantung saat mengemudi atau bertugas sudah beberapa kali terjadi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com