Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konstruksi Kawasan Eko-wisata Ini Gunakan 100 Persen Material Alami

Kompas.com - 25/10/2021, 15:00 WIB
Masya Famely Ruhulessin,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Semakin meningkatnya tuntutan akan konsep bangunan berkelanjutan, membuat banyak pihak menyesuaikan diri termasuk pengelola tempat wisata.

Salah satunya adalah destinasi ekowisata, Turtle Bay yang berlokasi di kawasan Distrik Hua Hin, Provinsi Prachuap Khiri Khan, Thailand.

Alih-alih menyulap daerah tesebut menjadi destinasi wisata modern, pemilik ingin membuat tempat wisata ini sealami mungkin, termasuk penggunaan material alami dalam konstruksi.

Proyek ini dibangun pada lahan seluas 2.765 meter persegi dan dikerjakan oleh firma arsitek yang berlokasi di Bangkok, Dersyn Studio.

Baca juga: Mengenal VCM, Teknologi Konstruksi Jalan Tol Ramah Lingkungan

Seperti dikutip dari situs resmi Dersyn Studio, lokasi proyek terletak berada tidak jauh dari Waduk Khao Tao 1, yang merupakan salah satu daya tarik bagi wisatawan di daerah tersebut juga.

Kawasan ekoturisme ini terdiri dari area makan, toko souvenir lokal serta tempat menginap, yang didirikan di atas kolam teratai raksasa.

Untuk diketahui, kolam teratai ini merupakan kolam teratai alami yang sudah ada di lokasi proyek dan terhubung langsung dengan Waduk Khao Tao.

Disebut sebagai Turtle Bay karena seluruh gedung yang dibangun memiliki desain atap yang mirip dengan cangkang kura-kura.

Bambu merupakan material dominan yang dipakai, baik digunakan sebagai bahan atap hingga dinding bangunan.

Baca juga: Labuan Bajo Diproyeksikan Jadi Destinasi Wisata Premium Kelas Dunia, Ini Persiapannya

Pemilihan bambu tidak lepas dari sifat alaminysa yang mudah dibentuk dan juga kerap digunakan oleh para pekerja konstruksi lokak.

Bahan konstruksi 'poon-tum' lokal juga diterapkan di dalam struktur, karena tahan lama dan memiliki kemampuan untuk menjaga dinding tetap dingin, bahkan saat suhu tinggi.

Agar udara dalam bangunan tetap sejuk, arsiteknya menerapkan konsep Stack Effect dalam desain bangunan.

Konsep ini memungkinkan aliran udara panas mengalir ke luar melalui ventilasi. Sedangkan udara sejuk akan disedot ke dalam bangunan.

Proyek Turtle Bay juga menggunakan sistem pengolahan air tertutup. Sistem ini akan digunakan untuk pengolahan air limbah sehingga tidak ada limbah berbahaya yang dibuang kea lam.

Sedangkan untuk kebutuhan pasokan listrik, panel surya dipasang pada bagian atap gedung. Sistem semprotan air juga telah dipasang di dalam proyek untuk membantu menurunkan suhu lingkungan pada siang hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com