Baca juga: Ketahui, Ini Respons yang Dialami Kucing Saat Merasa Sakit
Untuk mengatasinya, ia akan melakukan kegiatan yang tidak biasa dilakukan, selain berada di rumah, menjahit, dan memegang bahan pakaian.
“Saya bergaul sama orang-orang yang berbeda, ketemu lingkungan yang berbeda, sama lihat-lihat media sosial,” ungkap Fredi.
Terkait media sosial, ia menuturkan, cara refreshing yang satu ini juga untuk mencari inspirasi. Ia harus peka terhadap apa yang tengah ramai di kalangan masyarakat untuk memudahkannya mempromosikan kostum kucing.
“Saya kan memang selalu di media sosial. Jadi harus peka juga kalau ada yang lagi ramai. Lalu bikin kostumnya buat konten. Kalau banyak yang nanyain, ya sudah produksi,” sambungnya.
Hal lain yang menjadi tantangan selama proses pembuatan kostum kucing adalah kucing itu sendiri, terutama ketika Fredi tengah menggelar bahan di lantai.
Sebab, anak-anak kucing gemar bermain dan berbaring di atas bahan. Sementara untuk kucing dewasa, terkadang mereka naik ke atas mesin jahit ketika Fredi sedang menggunakannya.
Baca juga: Mengapa Kucing Mengubur Kotorannya Setelah Buang Air Besar?
Tantangan selanjutnya adalah material. Kostum kucing dibuat menggunakan material yang sama yang digunakan pada pakaian manusia.
Namun, setiap material yang digunakan belum tentu memiliki warna yang ingin diolah Fredi menjadi kostum kucing.
Solusinya adalah mencampur bahan pakaian, meski jenis bahan yang digunakan tetap dipastikan dapat membuat kucing merasa nyaman ketika memakainya.