Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Hama yang Menyerang Tanaman Kedelai dan Cara Mengatasinya

Kompas.com - 08/08/2022, 19:30 WIB
Siti Nur Aeni ,
Esra Dopita Maret

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hama menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kegagalan panen pada tanaman kedelai. Jenis hama yang menyerang tanaman palawija ini cukup beragam.

Setiap hama tanaman kedelai menunjukan gejala serangan dan cara mengendaliannya yang berbeda-beda.

Mengutip dari penjelasan di situs Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Nusa Tenggara Barat, Senin (8/8/2022), berikut beberapa hama yang biasa menyerang tanaman kedelai dan cara mengatasinya

Baca juga: Ketahui, Ini Ciri-ciri Tanaman Kedelai, dari Akar sampai Biji

Ulat grayak

Ilustrasi hama ulat grayak (Spodoptera litura) pada tanaman. SHUTTERSTOCK/KALE KKM Ilustrasi hama ulat grayak (Spodoptera litura) pada tanaman.

Jenis hama tanaman kedelai pertama adalah ulat grayak. Bagian tanaman yang diserang adalah daun dan polong muda.

Gejala serangan hama meliputi daun menjadi transparan dan tampak berwarna putih jika dilihat dari jauh akan. Serangan berat pada tanaman muda akan menghambat pertumbuhan dan bisa membuat tanaman mati.

Jika ulat grayak menyerang fase pembungaan dan awal pembentukan polog, ini dapat mengurangi hasil panen. Apabila populasi ulat grayak tinggi, berisiko menyebabkan gagal panen karena menggangu pengisian biji.

Baca juga: 7 Cara Menanam Kedelai agar Produktivitas Tinggi 

Untuk mengurangi serangan hama ulat grayak, berikut beberapa langkah pengendalian yang dapat dilakukan:

  1. Melakukan tanam serentak dan pergiliran tanaman.
  2. Pengendalian secara mekanis dengan memetik daun yang bergejala dan mengambil telur atau imago ulat grayak.
  3. Pengendalian biologi menggunakan insektisida biologi.
  4. Penggunaan insekisida kimia.

Baca juga: Mudah, Begini Cara Membuat PGPR dari Perakaran Rumput

Lalat kacang

Ilustrasi ulat jengkal pada tanaman kedelaiPixabay/jcesar2015 Ilustrasi ulat jengkal pada tanaman kedelai

Di awal penanaman, tanaman kedelai sudah memiliki risiko serangan hama. Salah satu hama yang menyerang pada awal penanaman adalah lalat kacang.

Hama ini bisa menyerang kedelai pada umur enak hari setelah tanam (HST). Gejala serangan hama lalat kacang seperti terdapat bintik putih yang merupakan bekas tusukan alat peletak telur.

Bintik ini biasanya dijumpai pada pangkal kotiledon atau pangkal daun. Bintik tersebut akan berubah menjadi coklat.

Baca juga: 5 Syarat Tumbuh Tanaman Kedelai

Setelah umur tanaman kedelai 5 HST, pada kotildeon dan helai daun muda akan telihat alur berkelok-kelok yang merupakan gerekan larva berwarna coklat.

Pada serangan lanjut, tanaman kedelai akan mulai layu, mengering, dan mati. Jika tidak segera dikendalikan, pada umur 14-30 HST, tanaman akan mati.

Upaya pengendalian yang bisa dilakukan untuk menekan populasi lalat kacang, sebagai berikut:

  1. Menanam tanaman serendak dalam satu hamparan.
  2. Menggunakan mulsa jerami.
  3. Pemantauan imago.
  4. Penggunaan insektisida efektid dan selektif jika serangan telah melebihi ambang batas ekonomi. 

Baca juga: Cara Membuat PGPR dan Mengaplikasikannya pada Tanaman

Ulat jengkal

Selain ulat gayak, ulat jengkal bisa menyebabkan bercak putih pada daun tanaman kedelai. Serangan hama ini biasanya dimulai saat awal pembungaan.

Kerusakan akan terus meningkat sampai fase pengisian biji atau pada saat tanaman berumur 60 HST. Hama ulat jengkal bisa menyebabkan penurunan bobot biji dan menurunkan hasil panen. 

Cara menekan populasi ulat jengkal tidak berbeda jauh dengan pengendalian jenis ulat lainnya. Melakukan tanam serentak dan pergiliran tanaman menjadi salah satu upaya pengendalian yang efektif karena bisa memutus siklus hidup ulat jengkal.

Selain itu, memusnahkan imago ulat jengkal. Jika serangan ulat jengkal melebihi ambang batang ekonomi, pengendalian menggunakan insektisida kimia diperbolehkan.

Baca juga: 5 Hama Tanaman Bawang Merah dan Cara Mengendalikannya

Penggerek polong

polong tanaman kedelaiPixabay/jcesar2015 polong tanaman kedelai

Hama tanaman kedelai berikutnya adalah penggerek polong. Sesuai dengannamanya, hama ini menyerang polong dan biji kedelai.

Gejala serangan penggerek polong bisa terlihat dari lubang bundar yang ada di kulit polong. Jika polong di buka, bagian dalam terdapat kotoran ulat berwarna coklat atau coklat muda.

Hama ini bisa menyebabkan kuantitas dan kualitas panen menurun. Berikut beberapa cara mengatasi serangan penggerek polong, antara lain: 

Baca juga: 3 Jenis Hama Tanaman Jagung yang Bisa Menyebabkan Gagal Panen

  1. Melakukan tanam serentak.
  2. Pergiliran tanaman.
  3. Sanitasi terhadap inang alternatif sebelum menanam kedelai.
  4. Menggunakan musuh alami.
  5. Menggunakan pestisida di awal pertumbuhan.
  6. Memasang perangkap.
  7. Pengendalian menggunakan insektisida efektid jika serangannya sudah di atas ambang batas ekonomi.

Baca juga: 3 Jenis Hama Tanaman Jagung yang Bisa Menyebabkan Gagal Panen

Kepik coklat kedelai

Kepik coklat kedelai termasuk hama tanaman kedelai yang merugikan. Hama ini bisa menghisap cairan pada biji kedelai. Akibatnya, polong dan biji kedelai menjadi kempis, mengering, dan gugur.

Jika serangan terjadi saat fase pengisian biji, akan menyebabkan polong menghitam dan busuk. Saat polong sudah tua, serangan hama ini dapat menyebabkan kualitas biji menurun karena adanya bintik hitam dan biji menjadi keriput.

Cara mengendalikan hama kepik coklat kedelai bisa dilakukan dengan langkah-langkah, berikut:

  1. Penerapan tanam serentak dan pergiliran tanaman.
  2. Melakukan sanitasi tanaman inang sebelum menanam kedelai.
  3. Menggunakan perangkap.
  4. Menggunakan insektisida.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com