JAKARTA, KOMPAS.com - Penyakit bulai jagung menjadi salah satu penyakit utama yang menyerang tanaman jagung.
Penyakit ini disebabkan jamur parogen Peronosclerospora maydis atau Peronosclerospora philippinensis. Sebaran penyakit ini sangat meluas, bahkan risiko kerugian akibat penyakit bulai bisa mencapai 100 persen.
Baca juga: 6 Hama dan Penyakit Tanaman Jagung Beserta Tanda-tandanya
Lantas, bagaimana gejala dan cara mengendalikan penyakit bulai pada tanaman jagung
Dilansir dari Balai Penelitian Tanaman Serealia, Kementerian Pertanian, Rabu (3/8/2022), mengatakan gejala penyakit bulai jagung bisa dilihat pada permukaan daun yang memiliki garis sejajar tulang daun dengan warna putih sampai kuning diikuti dengan garis klorotik berwarna coklat.
Tak hanya itu, penyakit tanaman jagung ini juga bisa menyebabkan tanaman kerdil dan produktivitasnya menurun. Jika pun tanaman bisa berproduksi, biji jagung yang dihasilkan sudah terinfeksi patogen penyebab bulai.
Baca juga: Cara Mengendalian Hama Penggerek Batang Jagung yang Efektif
Jamur patogen yang menyebabkan penyakit ini dapat berkembang secara sistemik. Jika perkembangannya mencapai titik rumbuh, seluruh daun muda yang muncul akan mengalami klorotik walaupun daun muda yang muncul masih terlihat hijau.
Sementara itu, jika benih jagung sudah terinfeksi, bibit muda yang tumbuh akan menunjukan gejala klorotik pada seluruh daun dan tanaman mudah mati.
Gejala lain juga bisa dilihat pada area di bawah daun dan ditandai dengan adanya tepung putih di bawah daun. Tepung putih tersebut merupakan spora patogen penyebab penyakit bulai jagung.
Baca juga: Catat, Ini Cara Menanam Jagung Manis agar Berbuah Besar dan Bebas Hama
Perlu diketahui, jamur penyebab penyakit tanaman jagung ini bisa bertahan hidup sebagai miselium dalam embrio biji yang sudah terinfeksi.
Jadi, jika biji tersebut ditanam, jamur akan berkembang dan menginfeksi bibit dan menjadi sumber inokulum (penyakit).
Infeksi juga bisa terjadi lewat stomata daun jagung muda dan berkembang secara sistemik. Sporangia dan sporangiofora dihasilkan pada permukaan daun basa dalam keadaan gelap. Sporangia tersebut berperan sebagai inokulum sekunder.
Baca juga: 5 Manfaat Tepung Jagung untuk Membersihkan Benda dan Area di Rumah
Untuk mengendalikan penyakit bulai jagung, berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan: