JAKARTA, KOMPAS.com - Environmental Protection Agency atau Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat memperkirakan bahwa kebanyakan orang menghabiskan lebih dari 90 persen waktu mereka di dalam ruangan.
Padahal, kualitas udara di dalam ruangan jauh lebih buruk dibanding di luar rumah. Bahkan kualitas udara dalam ruangan merupakan faktor penyumbang besar bagi kesehatan dan enam dari 10 rumah serta bangunan terkena sick building syndrome (SBS) atau sindrom bangunan sakit.
Baca juga: 4 Cara Meningkatkan Kualitas Udara di Dalam Ruangan
Ketika rumah mengalami sindrom ini, Anda akan mengalami beberapa gejala seperti hidung tersumbat, pusing, ruam kulit, sakit kepala, atau mual.
Jika gejala ini hilang dalam satu atau dua jam setelah meninggalkan gedung tertentu, penyebabnya bisa jadi karena SBS.
Masalah kesehatan lain yang lebih serius, yang dikaitkan dengan SBS, termasuk alergi, asma, serta kelelahan kronis. Untuk itu, penting melindungi diri dan rumah dari banyak polutan berbahaya.
Dikutip dari Bobvila, Kamis (30/6/2022), berikut sejumlah hal di rumah yang dapat membuat sakit dan cara mengatasinya
Baca juga: Ketahui, Ini 6 Tanda Kualitas Udara di Rumah Anda Buruk
Sementara itu, rumah yang terisolasi rapat saat ini melakukan pekerjaan baik dalam menghemat energi, tetapi juga dapat menyimpan racun berbahaya di dalamnya.
Saat cuaca cerah, buka jendela untuk pertukaran udara. Pastikan semua ventilasi terbuka, bersih, dan bebas hambatan untuk menjaga aliran udara.
Baca juga: 5 Langkah Sederhana Mengurangi Polusi Udara di Dalam Rumah
Sumber polusi udara dalam ruangan berada tepat di bawah hidung Anda. Formaldehida dan VOC dapat bersembunyi di karpet, pelapis, produk kayu manufaktur, bahkan perlengkapan pembersih.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.