Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Jenis Lampu dan Cara Menghemat Penggunaan Energinya

Kompas.com - 09/06/2022, 18:55 WIB
Aniza Pratiwi,
Esra Dopita Maret

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penggunaan lampu di rumah tanpa disadari mengonsumsi energi cukup banyak, terlebih bila menyala sepanjang hari. Namun, jumlah energi ini tergantung pada jenis lampu yang digunakan.

Dilansir dari Energy Government, Kamis (9/6/2022), semua bohlam lampu memiliki umur operasi nominal atau terukur yang dipengaruhi seberapa sering lampu menyala dan mematikannya. 

Semakin sering lampu menyalan dan dimatikan, semakin rendah umur pengoperasiannya. Berikut jenis lampu dan seberapa sering harus mematikannya agar menghemat biaya. 

Baca juga: 3 Tips Menjaga Bahan Makanan di Kulkas Tetap Dingin Saat Mati Lampu  

Lampu bohlam pijar

Ilustrasi lampu di rumah. SHUTTERSTOCK/ATK WORK Ilustrasi lampu di rumah.
Lampu bohlam pijar harus dimatikan kapan pun saat tidak diperlukan karena ini jenis penerangan paling tidak efisien.

Sebab, 90 persen dari energi yang digunakan lampu dikeluarkan sebagai panas dan hanya sekitar 10 persen yang menghasilkan cahaya.

Selain itu, mematikan lampu bohlam pijat juga membuat ruangan lebih sejuk, terutama pada musim panas. 

Baca juga: Tips Feng Shui Pencahayaan Kamar Tidur, Jangan Pakai Lampu Warna Merah

Lampu halogen

Lampu halogen lebih efisien daripada lampu pijar tradisional dan jauh lebih efisien daripada CFL dan LED. Meski demikian, tetap harus mematikan lampu ini saat tidak digunakan.  

Lampu CFL

Meski sangat efisien, efektivitas biaya mematikan lampu CFL untuk menghemat energi sedikit lebih rumit. Aturan umum adalah jika Anda berada di luar ruangan selama 15 menit atau kurang, biarkan lampu tetap menyala.

Namun, apabila Anda berada di luar ruangan selama lebih dari 15 menit, matikan. Masa pakai CFL lebih dipengaruhi berapa kali mereka dinyalakan dan dimatikan.

Baca juga: 4 Tips Memilih Lampu Meja untuk Ruang Kerja di Rumah

Untuk memperpanjang umur bohlam CFL lebih banyak, sebaiknya menyalakan dan mematikannya lebih jarang daripada menggunakannya lebih sedikit.

Ini adalah kepercayaan umum bahwa CFL menggunakan banyak energi untuk memulai dan lebih baik tidak mematikannya untuk waktu singkat. Jumlah energi bervariasi antara produsen dan model.

Jumlah listrik yang dikonsumsi lampu CFL untuk memasok arus masuk sama dengan beberapa detik atau kurang dari operasi lampu normal.

Mematikan lampu CFL selama lebih dari lima detik dapat menghemat lebih banyak energi daripada yang akan digunakan untuk menyalakannya kembali.

Baca juga: Ragam Keunggulan lampu LED yang Perlu Diketahui 

Lampu LED

Ilustrasi lampu LEDUnsplash/mehedi192 Ilustrasi lampu LED
Masa pakai lampu LED tidak terpengaruh dengan menyalakan dan mematikannya. Sementara itu, masa pakai lampu fluoresen berkurang. Semakin sering menyala dan mematikan lampu, tidak akan berefek negatif pada masa pakai LED.

Karakteristik ini memberi lampu LED beberapa keunggulan berbeda dalam hal pengoperasian. Misalnya, lampu LED memiliki keunggulan bila digunakan bersama dengan sensor okupansi atau sensor siang hari yang mengandalkan operasi on-off. 

Baca juga: Cara Menghemat Energi Listrik Berdasarkan Jenis Lampu

Selain itu, berbeda dengan teknologi tradisional, lampu LED menyala dengan kecerahan penuh hampir seketika tanpa penundaan.

Sebagian besar lampu LED juga tidak terpengaruh oleh getaran karena tidak memiliki filamen atau penutup kaca. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com