Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PERHEPI: Media Online Bisa Bantu Berdayakan Petani Indonesia

Kompas.com - 02/06/2022, 18:29 WIB
Nabilla Ramadhian,
Esra Dopita Maret

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Ketua Dewan Pers 2016-2019, Yosep Adi Prasetyo, memperkirakan bahwa Indonesia memiliki sekitar 47 ribu media massa pada 2018.

Adapun jumlah ini terdiri atas media cetak, radio, televisi, dan daring seperti dilansir Antara, Jumat (9/2/2018).

“Dari jumlah itu 2.000 adalah media cetak, 674 radio, 523 televisi, termasuk lokal, dan lebihnya media daring,” ungkap Yosep di puncak Hari Pers Nasional (HPN) 2018 di Kota Padang, Sumatera Barat, Jumat (9/2/2018).

Baca juga: Startup Agroteknologi RI Berbagi Pengalaman Bantu Petani Kecil

Bustanul Arifin, Guru Besar Ilmu Ekonomi Pertanian Universitas Lampung, Ketua Umum Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (PERHEPI), dan Ketua Komisi Penyuluhan Pertanian Nasional (KPPN), tidak menampik bahwa jumlah ini dapat bertambah pada 2022.

Menilik besarnya jumlah media massa di Indonesia, Bustanul mengatakan bahwa media dapat membantu memberdayakan petani Indonesia guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Nusantara.

Baca juga: 7 Tips Merawat Tanaman dengan Baik dan Benar untuk Pemula

Seorang warga bertani kol dengan latar belakang letusan Gunung Sinabung di Karo, Sumatera Utara, Jumat (3/11/2017). Pemerintah Kabupaten Karo masih menetapkan radius 5 kilometer dari kawasan Sinabung sebagai zona terlarang karena erupsi yang hampir terjadi setiap hari dengan tinggi kolom abu bervariasi.AFP PHOTO/IVAN DAMANIK Seorang warga bertani kol dengan latar belakang letusan Gunung Sinabung di Karo, Sumatera Utara, Jumat (3/11/2017). Pemerintah Kabupaten Karo masih menetapkan radius 5 kilometer dari kawasan Sinabung sebagai zona terlarang karena erupsi yang hampir terjadi setiap hari dengan tinggi kolom abu bervariasi.

“Sangat mungkin (untuk membantu). Enggak bisa mengandalkan penyulihan konvensional. Sudah bukan masanya lagi bagi penyuluh memanggil petani ke balai desa,” ucapnya dalam Bimbingan Teknis & Sosialisasi Propaktani Direktorat Jenderal Tanaman Pangan (Ditjen TP) secara virtual, Kamis (2/6/2022).

Bustanul melanjutkan, para penyuluh pertanian tetap bisa memanggil para petani ke balai desa di daerah tempat mereka bertugas untuk bersilaturahmi.

Akan tetapi, media massa seperti media daring lebih baik dimanfaatkan untuk memperluas materi penyuluhan.

Baca juga: Petani Tembakau Bermitra dengan Perusahaan, Ini Manfaatnya 

“Dengan informasi yang bisa diakses hanya dalam satu kali klik langsung muncul, itu memang perlu dimanfaatkan. Kontribusi ke hal-hal yang baik bagi petani. Media berisi seperti ini saya yakin akan bermanfaat,” jelas Bustanul.

Penyuluhan terhadap petani merupakan hal penting. Dalam meningkatkan SDM, Bustanul mengatakan, para petani dapat dilatih dan didampingi agar memiliki daya saing, daya saring, dan daya sandingnya meningkat.

Dengan demikian, petani bisa beradaptasi dengan industri saat ini, menjadi petani yang mandiri, serta meningkatkan perekonomian.

Baca juga: 5 Tips Menjadi Petani di Rumah, Berminat?

Penyuluh pertanian tetap harus ke lapangan

Menurut Bustanul, media dapat membantu para petani mendapatkan informasi terkini seputar industri yang terkait.

Akan tetapi, dia juga menegaskan bahwa penyuluhan petani tetap harus dilakukan secara langsung oleh para penyuluh pertanian.

“Untuk betul-betul mengarah ke pelatihan dan pendampingan, mengunjungi melihat sudah sampai mana kemajuan (para petani melalui pelatihan),” pungkas Bustanul.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com