Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Kompas.com - 29/04/2024, 11:40 WIB
BBC News Indonesia,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

Dia juga menyoroti kemampuan Hamas “mendaur ulang” bom-bom Israel yang belum meledak.

Menurut Birch, poros sepanjang sepuluh hingga 15 meter mesti digali untuk menangani bom udara yang belum meledak dan berada di bawah tanah.

Ahli peledak kemudian memanjat turun dan melumpuhkan bom itu..

Birch menambahkan bahwa sebagian besar pekerjaan di Gaza sekarang akan terfokus kepada menyingkirkan “artileri di tingkat permukaan”.

“Kita tidak mengetahui besarnya kontaminasi dengan sisa-sisa bahan peledak di bagian utara Gaza karena belum bisa melakukan kajian,” ujarnya.

“Ini adalah operasi tidak terduga. Barangkali ini adalah yang pertama sejak perang konvensional besar terakhir di Eropa.”

Baca juga: Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

LSM dari Inggris Humanity and Inclusion (HI) baru-baru ini mengirim dua pakar penanganan bom ke Rafah, kota di selatan Gaza, untuk melakukan kajian.

Bom sebanyak 45.000 diduga dijatuhkan pada 89 hari pertama konflik. Organisasi itu menggunakan tingkat kegagalan rata-rata 14 persen dan menyebut kemungkinan ada 6.300 bom yang gagal berfungsi dan masih belum meledak.

“Seiring perubahan konteks di Gaza, orang-orang sering kali bergerak ke sana-sini. Ketakutan terbesar kami adalah saat pulang ke rumah—yang rusak atau hancur—mereka akan mencoba masuk ke rumah untuk menyelamatkan harta benda mereka,” tutur Simon Elmont, ahli penanganan bahan peledak dari HI.

“Berdasarkan zona konflik lainnya seperti Raqqa dan Mosul, kita tahu saat-saat seperti inilah yang risikonya paling tinggi.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, sebanyak 80 persen dari infrastruktur sipil—termasuk rumah, rumah sakit, sekolah, fasilitas air dan sanitasi—hancur atau rusak parah.

Rekonstruksi Gaza akan memakan biaya sebesar 18.5 miliar dollar AS (sekitar Rp 300 triliun), menurut PBB dan Bank Dunia. Kedua organisasi ini menambahkan sebanyak 26 juta ton puing-puing harus disingkirkan dan operasinya membutuhkan waktu bertahun-tahun, bahkan satu dekade.

UNMAS mengaku butuh 45 juta dollar AS (sekitar Rp 732 miliar) untuk menyiapkan operasinya. Sejauh ini, mereka baru menerima 5,5 juta dollar AS (sekitar Rp 89,5 miliar)—UNMAS berharap akan ada lebih banyak pendanaan begitu perang usai.

Saat ini ada 12 orang staf UNMAS di Gaza yang membersihkan artileri yang belum meledak supaya kelompok bantuan kemanusiaan bisa mulai menjangkau warga Palestina yang kelaparan dan mengedukasi mereka tentang bahayanya amunisi tersebut.

Baca juga: Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang

Terkini Lainnya

Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Global
Bagaimana Rencana 'The Day After' Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Bagaimana Rencana "The Day After" Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Internasional
Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Global
Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis 'Habisi Mereka' di Rudal Israel...

Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis "Habisi Mereka" di Rudal Israel...

Global
Rangkuman Hari Ke-825 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Minta Dunia Tak Bosan | Putin Wanti-wanti Barat soal Senjata

Rangkuman Hari Ke-825 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Minta Dunia Tak Bosan | Putin Wanti-wanti Barat soal Senjata

Global
Tragedi di Desa Yahidne Dinilai Jadi Gambaran Rencana Putin atas Ukraina

Tragedi di Desa Yahidne Dinilai Jadi Gambaran Rencana Putin atas Ukraina

Internasional
Kolombia Selangkah Lagi Larang Adu Banteng mulai 2027

Kolombia Selangkah Lagi Larang Adu Banteng mulai 2027

Global
Hamas Tewaskan 1.189 Orang, Israel 36.096 Orang

Hamas Tewaskan 1.189 Orang, Israel 36.096 Orang

Global
Taiwan Minta Dukungan Indonesia di Tengah Latihan Militer China

Taiwan Minta Dukungan Indonesia di Tengah Latihan Militer China

Global
Israel Mengelak Serangannya ke Rafah Sebabkan Kebakaran Mematikan

Israel Mengelak Serangannya ke Rafah Sebabkan Kebakaran Mematikan

Global
[POPULER GLOBAL] Serangan Israel Bakar Hidup-hidup Pengungsi | Biden Terkesan Membela

[POPULER GLOBAL] Serangan Israel Bakar Hidup-hidup Pengungsi | Biden Terkesan Membela

Global
Terungkap Identitas Penjual Sotong di Thailand yang Viral karena Mirip Aktor Keanu Reeves

Terungkap Identitas Penjual Sotong di Thailand yang Viral karena Mirip Aktor Keanu Reeves

Global
Di Tengah Kemarahan Global, Israel Serang Kamp Pengungsi Lagi di Rafah, 21 Orang Tewas

Di Tengah Kemarahan Global, Israel Serang Kamp Pengungsi Lagi di Rafah, 21 Orang Tewas

Global
Di Tengah Kecaman Global, Tank-tank Israel Diam-diam Telah Capai Pusat Kota Rafah

Di Tengah Kecaman Global, Tank-tank Israel Diam-diam Telah Capai Pusat Kota Rafah

Global
Bagaimana China Membantu Rusia Hadapi Dampak Sanksi Barat?

Bagaimana China Membantu Rusia Hadapi Dampak Sanksi Barat?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com