Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Sidang DK PBB, Iran Sebut PBB Gagal Jaga Perdamaian, Israel Serukan Sanksi

Kompas.com - 15/04/2024, 08:04 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

NEW YORK, KOMPAS.com - Di sidang Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) pada Minggu (14/4/2024), Utusan Iran untuk PBB, Amir Saeid Iravani, mengutarakan bahwa serangan yang diluncurkan negaranya terhadap Israel merupakan hak untuk mempertahankan diri.

Sebab, Republik Islam Iran menganggap DK PBB telah gagal menjaga perdamaian dan keamanan internasional.

"Dewan Keamanan... gagal dalam tugasnya untuk menjaga perdamaian dan keamanan internasional setelah serangan Israel terhadap Kedubes Iran di Damaskus, Suriah pada awal bulan ini," kata Amir.

Baca juga: Atas Permintaan Israel, DK PBB Segera Gelar Pertemuan Darurat untuk Bahas Serangan Iran

Dengan demikian, ungkap dia, Iran "tidak punya pilihan" selain merespons serangan Israel tersebut.

"Kami tidak mencari eskalasi atau perang, tetapi akan merespons setiap ancaman atau agresi," jelas dia, dikutip dari AFP.

Sementara itu, Utusan Israel untuk PBB, Gilad Erdan, mendesak DK PBB untuk menjatuhkan semua sanksi yang mungkin terhadap Iran setelah serangan negara tersebut terhadap Israel yang belum pernah terjadi sebelumnya.

“Hari ini Dewan harus mengambil tindakan (dan) mengutuk Iran atas teror mereka,” kata Gilad Erdan kepada badan tersebut.

Ia juga menyerukan negara-negara untuk menerapkan semua kemungkinan sanksi terhadap Iran sebelum terlambat.

Baca juga: Iran Ungkap Tujuan Serang Israel Kali Ini

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

Global
Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Global
13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

Global
Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Global
Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Global
2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

Global
Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Global
Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Global
China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

Global
Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com