Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Iga Diaska Pradipta
Tentara Nasional Indonesia

Analis Pertahanan, Geopolitik, dan Hubungan Internasional

Meninjau Kembali Atribusi Kegagalan Intelijen

Kompas.com - 26/03/2024, 12:35 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Saat ini Rusia telah memasuki tahun ketiga dalam usaha perangnya di Ukraina. Kegiatan perang menyebabkan pengambil keputusan mengalihkan sebagian besar fokus pertahanan keamanan (hankam) untuk memenangkan perang tersebut.

Bisa jadi alokasi sumber daya untuk kontra terorisme telah dialihkan untuk upaya perang yang menyebabkan kontra terorisme tumpul dan terabaikan.

Perang Rusia-Ukraina merupakan fokus pemerintahan; terbukti dengan peningkatan industri pertahanan dalam negeri dan peningkatan anggaran pertahanan hingga tujuh persen Pendapatan Domestik Bruto (PDB).

Terlebih, Rusia membutuhkan tambahan sumber daya manusia dalam jumlah besar untuk menjadi pasukan perangnya akibat tingginya angka korban perang.

Pemerintah yang tengah sibuk tentu menjadi jendela kesempatan bagi teroris untuk melancarkan aksinya. Celah keamanan di dalam negeri menjadi lebih lebar dan terbukti dapat dimanfaatkan.

Hingga artikel ini dibuat, proses penyelidikan masih dilakukan oleh aparat Rusia terkait atribusi penyerangan dan kegagalan yang terjadi.

Penilaian yang objektif perlu dilakukan dan ini menjadi pelajaran berharga bagi segenap komunitas hankam internasional.

Pengambil keputusan selaku konsumen intelijen juga harus menyadari bahwa mereka berpeluang besar untuk berkontribusi dalam menciptakan suatu kegagalan intelijen.

Hanya dengan meningkatkan kesadaran dan literasi dari pengambil keputusan dan badan intelijen, maka kegagalan intelijen dapat diminimalkan di masa depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com