Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hujan Guyur Gaza, Anak-anak Menjerit Ketakutan Tak Bisa Bedakan Suara Guntur dan Pengeboman...

Kompas.com - 20/03/2024, 05:07 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

GAZA, KOMPAS.com - Hujan deras mengguyur sebuah kamp tenda bagi para pengungsi di kota Rafah, Gaza selatan.

Di sana, anak-anak Palestina yang ketakutan tidak dapat lagi membedakan antara guntur dan pengeboman Israel.

Badai itu terjadi semalaman pada Senin (18/3/2024) hingga Selasa (19/3/2024) di kota paling selatan Jalur Gaza itu.

Baca juga: Biden Telepon Netanyahu, Sebut Serangan Darat ke Rafah adalah Kesalahan

Hujan deras kali ini membuat warga Palestina yang melarikan diri dari perang antara Hamas dan Israel harus lebih bersabar.

Banyak dari mereka yang tidak memiliki pakaian hangat, selimut, atau alas kaki yang layak.

Oum Abdullah Alwan mengatakan bahwa anak-anaknya menjerit ketakutan karena mereka tidak bisa membedakan antara suara guntur dan suara tembakan.

"Itu suara tembakan, Bu, kita harus lari," kata Alwan menirukan perkataan salah satu anaknya.

Dilansir Kantor berita AFP, Alwan adalah pengungsi dari Jabalia di Gaza utara. Ia kini tinggal bersama lebih dari selusin anggota keluarganya di sebuah tenda di kamp pengungsian. 

Hujan yang disertai angin kencang membasahi kasur busa dan barang-barang yang ada di dalam tenda pengungsian.

"Kami 14 orang yang tinggal di tenda dan kami tidak dapat menemukan satu pun kasur kering untuk tidur, atau bahkan selimut kering. Kami basah kuyup oleh air hujan sepanjang malam," kata Alwan.

Seperti orang tua lainnya, ia menyampaikan bahwa dirinya selalu berupaya bersama dengan anak-anaknya, memeluk mereka untuk meredam kedinginan dan "merasakan sedikit kehangatan".

Baca juga: Tak Peduli Tekanan Internasional, PM Israel Sebut Tentaranya Akan Tetap Serbu Rafah

"Berapa lama lagi kita akan hidup dalam siksaan ini? Berapa lama lagi?" teriaknya.

Perang yang kini memasuki bulan keenam telah menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza dan memaksa ratusan ribu orang meninggalkan rumah mereka untuk mencari tempat yang lebih aman.

Banyak dari mereka membanjiri Rafah, di perbatasan dengan Mesir.

Sementara, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah bersumpah untuk melancarkan serangan darat untuk memburu para militan Hamas di sana.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com