Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biden Telepon Netanyahu, Sebut Serangan Darat ke Rafah adalah Kesalahan

Kompas.com - 19/03/2024, 04:32 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berbicara dengan Perdana Menteri Israel Benhamin Netanyahu dalam panggilan telepon pada Senin (18/3/2024).

Ia salah satunya mengatakan kepada Netanyahu, bahwa serangan darat besar-besaran di Rafah, Gaza, akan menjadi sebuah kesalahan.

Itu adalah kali pertama kedua pemimpin negara tersebutt berbicara dalam satu bulan terakhir di tengah ketegangan yang meningkat. 

Baca juga: Israel Akui 250 Tentaranya Tewas sejak Serang Gaza

Mereka terakhir kali berbicara pada 15 Februari, dan Biden telah semakin vokal menyampaikan kritik terhadap Israel atas korban jiwa yang ditimbulkan di Gaza, Palestina.

"Presiden menjelaskan mengapa dia sangat prihatin dengan prospek Israel melakukan operasi militer besar-besaran di Rafah," ujar Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan dalam sebuah konferensi pers pada Senin.

"Sebuah operasi darat besar di sana akan menjadi sebuah kesalahan, akan menyebabkan lebih banyak kematian warga sipil yang tidak bersalah, memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah mengerikan, memperdalam anarki di Gaza, dan semakin mengisolasi Israel di dunia internasional," ujar Sullivan, dikutip dari AFP.

Menurut dia, Presiden Biden telah meminta Netanyahu untuk mengirim tim senior yang terdiri dari para pejabat militer, intelijen, dan bantuan ke Washington.

Mereka diundang untuk "mendengarkan keprihatinan AS" mengenai rencana Rafah saat ini dan mendiskusikan "pendekatan alternatif" yang melibatkan serangan-serangan yang ditargetkan terhadap Hamas.

"Netanyahu setuju untuk melakukan diskusi dan keterlibatan ini," kata Sullivan.

Sullivan menggambarkan panggilan telepon itu sebagai "panggilan bisnis".

Menjelaskan mengapa kedua pemimpin tidak berbicara selama 32 hari, Sullivan mengatakan Biden menyimpan panggilan teleponnya untuk Netanyahu sampai "dia yakin ada momen strategis penting". 

Baca juga: Pasukan Israel Kembali Serang RS Al-Shifa di Gaza, Ini Alasannya

Biden telah mendukung Israel sejak serangan 7 Oktober, mengunjungi negara itu tak lama setelah itu, dan Amerika Serikat terus memasok sekutu utamanya itu dengan bantuan miliaran dolar.

Namun, Biden semakin vokal dalam mengkritik jumlah korban jiwa Palestina dan situasi kemanusiaan yang mengerikan di Gaza. Partai Demokrat khawatir meningkatnya oposisi di dalam negeri dapat merusak peluangnya dalam pemilihan presiden bulan November.

Netanyahu mengatakan dalam sebuah pernyataan setelah panggilan telepon tersebut bahwa ia telah menegaskan kembali "komitmen Israel untuk mencapai semua tujuan perang".

Perdana Menteri Israel tersebut menyebutkan bahwa tujuan-tujuan tersebut adalah untuk menghabisi Hamas, membebaskan semua sandera, dan memastikan bahwa Gaza tidak akan pernah menjadi ancaman bagi Israel.

Baca juga: Syarat Perjanjian Damai untuk Gaza dari PM Israel

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com