Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rangkuman Hari Ke-720 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Buru PM Estonia | Biden Desak DPR AS

Kompas.com - 14/02/2024, 12:23 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

“Saya selalu merasa Italia adalah rumah kedua saya dan saya memiliki banyak kenangan tak terlupakan,” kata Shevchenko.

Rusia perberat hukuman kritikus akademis menjadi 5 tahun

Pengadilan banding militer Rusia pada Selasa memperberat hukuman bagi akademisi sayap kiri yang mengkritik serangan Moskwa di Ukraina dari denda menjadi lima tahun penjara, kata pengacaranya.

Hukuman baru ini dijatuhkan dua bulan setelah sosiolog terkemuka dan pemikir Marxis Boris Kagarlitsky didenda 600.000 rubel karena merendahkan kampanye militer Kremlin di media sosial.

Denda tersebut dipandang sebagai bentuk hukuman yang sangat ringan bagi Kagarlitsky –yang dituduh “membenarkan terorisme”– selama tindakan keras Moskwa terhadap perbedaan pendapat.

"Pengadilan wilayah Moskwa pada Selasa memutuskan untuk mengubah hukuman... menjadi lima tahun penahanan, bukan denda," kata pengacara Kagarlitsky, Sergei Yerokhov, dalam sebuah video di media sosial.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-716 Serangan Rusia ke Ukraina: 3 Tewas di Perbatasan | Metode Perang Panglima Baru

Estonia memperingatkan akan adanya konflik jangka panjang dengan Rusia

Kepala badan intelijen Estonia pada Selasa memperingatkan bahwa serangan Rusia terhadap negara tetangganya dapat berubah menjadi konflik yang lebih luas dengan Barat.

“Rusia telah memilih jalan menuju konfrontasi jangka panjang dengan seluruh negara Barat,” kata Kaupo Rosin saat ia memaparkan laporan tahunan badan intelijen asing tersebut.

“NATO bisa menghadapi pasukan massal gaya Soviet dalam dekade berikutnya,” katanya.

Laporan itu mengatakan serangan langsung terhadap Estonia tidak mungkin terjadi pada tahun 2024 atau “tahun-tahun berikutnya” karena Rusia sedang melakukan “reformasi” militer.

"Presiden Vladimir Putin dapat menafsirkan setiap perluasan wilayah sebagai sebuah kemenangan, yang pada dasarnya akan memberikan insentif lebih lanjut untuk melakukan agresi terhadap negara-negara tetangga yang berdaulat dan menyiapkan panggung untuk perluasan di masa depan,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com