Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemilu 2024: Foto Suasana WNI "Nyoblos" di Swiss, Unik Dilengkapi Bazar Makanan

Kompas.com - 10/02/2024, 19:59 WIB
Krisna Diantha Akassa,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

BERN, KOMPAS.com - Pemungutan suara pemilihan umum atau pemilu Indonesia 2024 di Mattenhofsaal, Guemligen, desa di pinggiran Kota Bern, Swiss, memiliki keunikan tersendiri karena dilengkapi dengan bazar makanan.

Sejumlah Warga Negara Indonesia di Eropa seperti di Swiss, Italia, Perancis, Jerman, dan Belanda sudah mulai mencoblos calon presiden, calon wakil presiden, serta calon anggota DPR RI untuk daerah pemilihan (dapil) Jakarta pada Sabtu (10/2/2024).

Di Mattenhofsaal, terlihat sedikitnya 485 orang datang langsung ke lokasi TPS (Tempat Pemungutan Suara) untuk menyalurkan hak suaranya.

Baca juga: Cerita WNI Nyoblos Kali Pertama di Australia, Naik Bus 30 Menit demi ke TPS

Suasana pemungutan suara pemilu 2024 di TPS Mattenhofsaal, Guemligen, desa di pinggiran Kota Bern, Swiss, Sabtu (10/2/2024).KOMPAS.com/KRISNA DIANTHA AKASSA Suasana pemungutan suara pemilu 2024 di TPS Mattenhofsaal, Guemligen, desa di pinggiran Kota Bern, Swiss, Sabtu (10/2/2024).
Kekhawatiran Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) akan gangguan hawa dingin tidak terjadi. Meskipun Februari adalah puncak musim dingin di Swiss, tetapi pada Sabtu ini suhu merambat sampai sepuluh derajat Celsius.

Apalagi, PPLN kali ini menyewa gedung khusus untuk pelaksanaan pemilu 2024 di Swiss.

Begitu calon pemilih turun dari kereta di Stasiun Guemligen, tidak lebih dari lima menit sudah bisa masuk gedung Mattenhofsaal.

Stasiun Guemligen, desa di pinggiran Kota Bern, Swiss, Sabtu (10/2/2024). Jarak dari stasiun ini ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) Mattenhofsaal tak sampai lima menit.KOMPAS.com/KRISNA DIANTHA AKASSA Stasiun Guemligen, desa di pinggiran Kota Bern, Swiss, Sabtu (10/2/2024). Jarak dari stasiun ini ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) Mattenhofsaal tak sampai lima menit.
Bukan hanya WNI dengan hak pilih yang datang ke gedung berkapasitas 2.000 orang ini, tetapi beberapa warga Indonesia dan asing juga menyempatkan diri ke sini.

Lina Kaptiah Eltschinger misalnya. Ia datang ke Guemligen lantaran ingin merasakan langsung suasana pemilu.

"Bagaimana melihat dan merasakan langsung pemilu di sini, itu ingin saya alami,“ kata Lina.

Perempuan kelahiran Ponorogo ini sebenarnya memilih ikut pemilu lewat pos, tetapi karena ingin merasakan suasana pemilu akhirnya menyempatkan diri ke TPS.

Donat Eltschinger, suami Lina, melihat pelaksanaan pemilu ini lain daripada yang lain.

"Satu satunya di dunia, ada pemilu yang dilengkapi dengan bazar makanan,“ kata Donat.

Sejumlah WNI dan warga setempat menyantap hidangan yang disediakan bazar makanan di TPS Mattenhofsaal, Guemligen, desa di pinggiran Kota Bern, Swiss, Sabtu (10/2/2024), saat pemungutan suara pemilu Indonesia 2024 digelar.KOMPAS.com/KRISNA DIANTHA AKASSA Sejumlah WNI dan warga setempat menyantap hidangan yang disediakan bazar makanan di TPS Mattenhofsaal, Guemligen, desa di pinggiran Kota Bern, Swiss, Sabtu (10/2/2024), saat pemungutan suara pemilu Indonesia 2024 digelar.
Swiss, terangnya, melaksanakan pemilu minimal empat kali setahun. "Sebagian besar lewat pos, warga Indonesia rupanya lebih senang datang langsung, meskipun sudah tinggal di sini,“ katanya.

Sejumlah WNI dan warga setempat menyantap hidangan yang disediakan bazar makanan di TPS Mattenhofsaal, Guemligen, desa di pinggiran Kota Bern, Swiss, Sabtu (10/2/2024), saat pemungutan suara pemilu Indonesia 2024 digelar.KOMPAS.com/KRISNA DIANTHA AKASSA Sejumlah WNI dan warga setempat menyantap hidangan yang disediakan bazar makanan di TPS Mattenhofsaal, Guemligen, desa di pinggiran Kota Bern, Swiss, Sabtu (10/2/2024), saat pemungutan suara pemilu Indonesia 2024 digelar.
Baca juga: WNI di Turkiye Deklarasikan Pemilu Damai, Siap Jalankan 3 Komitmen

Pelaksanaan pemilu di Swiss terlihat lancar, tidak ada antrean yang mengular.

Calon pemilih masuk meja pemeriksaan dengan menunjukkan surat undangan dan identitas berupa paspor atau KTP.

Setelah itu dipersilakan menunggu di deretan kursi di sebelahnya. Tak sampai lima menit, namanya akan dipanggil untuk ke meja berikutnya yakni pemberian surat suara.

Setelah calon pemilih mendapatkan surat suara, mereka dipersilakan menuju bilik suara.

"Tak boleh bawa hp dan sejenisnya, di situ (bilik suara), harus steril,“ tegas Ketua PPLN Swiss Rizka Desinta.

Usai mencoblos di bilik suara, pemilih akan memasukkan surat suara ke kotak suara.

"Selanjutnya bisa keluar setelah jarinya dicelupkan tinta,“ lanjut Rizka.

Suasana pemungutan suara pemilu 2024 di TPS Mattenhofsaal, Guemligen, desa di pinggiran Kota Bern, Swiss, Sabtu (10/2/2024).KOMPAS.com/KRISNA DIANTHA AKASSA Suasana pemungutan suara pemilu 2024 di TPS Mattenhofsaal, Guemligen, desa di pinggiran Kota Bern, Swiss, Sabtu (10/2/2024).
Usai 485 orang yang masuk DPT (Daftar Pemilih Tetap) memberikan suara, dilanjutkan pencoblosan dari Daftar Pemilih Khusus (DPK) yakni yang memiliki identitas tetapi belum terdaftar.

"Tapi mereka bisa mencoblos jika masih ada sisa kertas suara, yang jumlahnya 2 persen dari jumlah DPT,“ kata Rizka.

Saat ditanya apakah ada tekanan dari pihak penguasa, Rizka mengaku tidak mendapatkan tekanan apa pun.

"Dan InsyaAllah lancar sampai sekarang,“ katanya.

Turis Indonesia yang ada di Swiss jika ingin mencoblos di PPLN Bern, kata Rizka, juga tidak akan diperbolehkan.

"Tahun 2019 masih, tahun ini, sesuai aturan KPU Pusat, tidak diperbolehkan lagi. Kami akan ikuti aturan itu,“ ungkapnya.

Hasil pemungutan suara di PPLN Bern ini akan dihitung pada 14 dan 15 Februari 2024.

"Kalau sehari enggak selesai, ya akan dihitung sampai tanggal 15 Februari,“ katanya.

Baca juga: Jelang Pemilu 2024, Berikut Persiapan Berbagai PPLN di Eropa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com