Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selandia Baru Desak Pembebasan Pilot Susi Air Setelah Setahun Disandera

Kompas.com - 05/02/2024, 14:43 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

WELLINGTON, KOMPAS.com - Selandia Baru pada Senin (5/2/2024) menyerukan pembebasan segera pilot Susi Air asal Selandia Baru, Phillip Mehrtens, setahun setelah dia disandera di wilayah Papua, Indonesia.

Mehrtens disandera oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNBP-OPM) sejak 7 Februari 2023 lalu.

Ia diculik setelah mendaratkan pesawat komersial kecil di daerah pegunungan terpencil di Nduga.

Baca juga: TPNPB-OPM Akhirnya Akan Bebaskan Pilot Susi Air

Kelompok tersebut mengancam akan menembak Mehrtens jika pembicaraan mengenai kemerdekaan Papua ditolak.

"Kami sangat mendesak mereka yang menahan Phillip untuk segera membebaskannya dan tanpa membahayakannya. Penahanannya yang terus berlanjut tidak melayani kepentingan siapa pun," kata Menteri Luar Negeri Selandia Baru Winston Peters dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters.

Menteri Luar Negeri Selandia Baru mengatakan, bahwa berbagai lembaga pemerintah terus bekerja secara ekstensif dengan kolega di Indonesia untuk mengamankan pembebasan Mehrtens.

Pemerintah Indonesia sebelumnya mengatakan bahwa mereka telah memprioritaskan negosiasi dengan para pemimpin agama dan masyarakat untuk membebaskan pilot Susi Air tersebut, dengan memperhatikan bahaya dari pelaksanaan operasi militer di daerah dataran tinggi yang terjal.

Sebagaimana dilaporkan Reuters, Juru bicara TPNPB Sebby Sambom sendiri ikut menyerukan pembebasan Mehrtens. 

Dia mengatakan bahwa tidak ada negara dalam sejarah yang memperoleh kemerdekaan dengan menyandera.

Baca juga: UPDATE Pilot Susi Air Disandera: TPNPB-OPM Tawarkan Negosiasi Damai

Sebelumnya, diberitakan VOA Indonesia, TPNBP- OPM pada Sabtu (3/2/2024) menyatakan siap membebaskan pilot Susi Air itu pada 7 Februari 2024, tepat setahun pilot berpaspor Selandia Baru itu disandera.

 

"Pilot asal Selandia Baru yang ditahan pasukan kami di bawah pimpinan Egianus Kogoya harus dibebaskan demi kemanusiaan berdasarkan hukum perang humaniter internasional. Tidak ada alasan untuk pilot harus ditahan sampai dunia kiamat,” kata Sebby Sambom, kepada VOA.

Beberapa waktu lalu beredar pernyataan dari Egianus Kogoya bersama pasukannya yang mengatakan jika pilot Susi Air itu harus ditukar dengan kemerdekaan bangsa Papua.

Namun, menurut Sebby pernyataan yang disampaikan oleh Egianus merupakan emosional sesaat tanpa meminta pendapat dari pimpinan TPNPB-OPM.

OPM sendiri telah merilis video Mehrtens beberapa kali, meminta PBB untuk memediasi pembicaraan menuju kemerdekaan Papua.

Dalam salah satu video, ia terlihat memegang bendera Bintang Kejora yang dilarang dan dikelilingi oleh para pejuang Papua.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com