Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putus Sekolah SD, Pria Ini Kini Bergaji Rp 55 Juta Per Bulan Saat Pindah Selandia Baru

Kompas.com - 20/01/2024, 20:23 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Mothership

SINGAPURA, KOMPAS.com - Di usia 41 tahun, Nazib Saptu menjalani impian warga Singapura yang jarang dibicarakan.

Bukan mimpi yang memiliki mobil dan kondominium, melainkan mimpi yang lain, di mana dia keluar dari rumah, mengemasi barang-barangnya, dan pindah sejauh 8.000 km ke Auckland, Selandia Baru.

Empat tahun kemudian, ia membeli rumah pertamanya: sebuah rumah dengan tiga kamar tidur yang ia tinggali bersama istri dan dua anak tirinya.

Baca juga: Nauru Pilih Putus Hubungan dengan Taiwan dan Beralih ke China, Apa Alasannya?

Dia bekerja empat hari dalam seminggu, sekitar 40-45 jam, dan beristirahat selama tiga hari lainnya.

Meskipun ia menolak untuk membagikan pendapatan pastinya, ia menghasilkan di atas 70 ribu dollar New Zealand per tahun atau sekitar Rp 55 juta.

Ini adalah kehidupan yang terhormat dan nyaman. Namun kenyataannya, kehidupan awalnya sangat berat.

Dilansir dari Mothership, dia putus sekolah di.usia 10 tahun.

Sebagai alah satu dari tujuh anak yang dibesarkan oleh seorang ibu tunggal, Nazib masih duduk di bangku sekolah dasar ketika ia merasa harus berhenti sekolah dan mencari uang.

Pada usia 11 tahun, ia mulai bekerja serabutan. Dia mengantar koran, membersihkan kolam renang, dan bekerja di bidang makanan dan minuman.

"Saya tidak menoleh ke belakang dengan kembali ke sekolah lagi," ujarnya.

Baca juga: 5 Update Gaza: Komunikasi Putus Imbas Serangan Israel, AS Disebut Hanya Banyak Bicara

Sembari bekerja, ia berlatih dengan harapan menjadi pemain sepak bola profesional.

Namun, karier sepak bolanya akhirnya berakhir karena cedera ligamen.

Dengan pendidikan dan uang yang terbatas, Nazib sekali lagi menemukan dirinya bersepeda melalui serangkaian pekerjaan: petugas pompa di Shell, spesialis ruang surat di Singapore Press Holdings, penangan bagasi di Bandara Changi.

Namun pada tahun 2020, ia memutuskan untuk membawa istri dan ketiga anaknya ke tempat yang baru: lebih dari 8.000 km jauhnya di Auckland, Selandia Baru.

Memulai hidup baru di negara baru ternyata lebih sulit daripada yang ia bayangkan.

Mencari pekerjaan tidaklah mudah. Dia menghabiskan waktu berbulan-bulan mencari dan mengirimkan ratusan email untuk mencari pekerjaan baru.

Baca juga: Angka Putus Sekolah Anak Perempuan Afrika Meningkat

Singkat cerita, dia kini menjadi sopir truk yang sukses--uang melimpah dengan kerja hanya beberapa hari.

Bagaimana, Anda terinspirasi keluar kerja dari kantor Anda yang banyak tuntutan sedikit tunjangan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com